Sabtu, 29 Mei 2010

Sang Maestro Yang Terlupakan



“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru..”

Syair diatas adalah penggalan lagu hymne guru yang merupakan lagu nasional yang selalu diperdengarkan pada kegiatan-kegiatan pendidikan, utamanya pada hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei. Tetapi tahukah kita ternyata lagu yang diciptakan tahun 1980 ini ternyata kalah tenar dengan sang pencipta lagu itu sendri. Dialah pak Sartono.

Atas dasar itulah, civitas academia dari USN Kolaka bekerjasama dengan Pemda Kolaka mengadakan acara yang bertajuk “ Peduli Sartono dan pemecahan rekor MURI paduan suara terbanyak 9000 orang “.

Dalam sambutannya, ketua panitia pelaksana bapak Kadaruddin, M.Si mengatakan “kegiatan ini dilatarbelakangi rasa keprihatinan masyarakat Kolaka, yang dimotori civitas akademika USN Kolaka, untuk menghargai jasa dan nasib bapak Sartono, sang pencipta lagu Hymne Guru. Adapun tujuan kegiatan ini adalah kegiatan pengumpulan dana untuk bapak Sartono demi menghargai jasa beliau, lanjut pak Kadaruddin yang dalam kesempatan ini menggunakan busana Batik.

Bapak Sartono, didampingi seorang keponakan beliau, yang pada hari ini(29/5) genap berusia 74 tahun adalah seorang guru music selama lebih kurang 20 tahun., tetapi karena beliau dikirim ke Irian Barat untuk mrnjadi penengah dalam menghadapi konflik yang terjadi disana, maka ia tidak jadi diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kehidupan sederhana yang dijalani beliau sekarang ini adalah pencitraan dari pribadi beliau yang bijak dan bersahaja. “saya memasrahkan hidup pada yang diatas. Prinsip saya, ada hari, ada nasi. Setiap hari adalah nikmat dari Allah” papar beliau.

Rektor USN Kolaka, DR. Ashari,S.STP, M.Si dalam sambutannya mengatakan apa yang dilakukan pada hari ini adalah bentuk kepedulian civitas akademika Kolaka kepada orang yang berjasa dan tanpa tanda jasa kepada dunia pendidikan kita. “kepada bapak dan ibu pendidik, marilah kita bercermin kepada bapak Sartono yang telah berjasa untuk dunia pendidikan kita”.

Lebih lanjut dalam sambutan nya ini pula, rector USN Kolaka mengharapkan kepada pemerintah khususnya menteri pendidikan dan kepada presiden RI agar lebih menghargai jasa bapak Sartono selagi beliau masih ada (hidup). “jangan setelah meninggal barulah kita menganugrahi beliau dengan gelar kepahlawanan, disaat beliau tidak lagi bias merasakan penghargaan itu. Bangsa yangbesar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” ujarn rector USN kolaka ini dalam akhir sambutannya.

Bupati Kolaka yang dalam hal ini diwakili oleh Sekda Kolak, Drs. Andi Syahruddin,M.SI menyampaikan antusiasmenya terhadap kegiatan ini.

Sebelum acara ditutup, pak Sartono menyampaikan pesan kepada semua pelajar se-Kab. Kolaka yang hadir pada hari ini agar menghormati guru. “karena guru kita semua dapat membuka lembaran ilmu yang belum tampak”. Kepada Guru, bapak Sartono juga menyampaikan pesannya agar jangan menyerah dan jangan pernah lelah dalam menyampaikan/memberikan ilmu kepada calon penerus bangsa. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh msyarakat pendidikan yang berkumpul pada hari ini karena telah menyambut beliau dengan ramah.

Kegiatan yang dilakukan pada hari ini antara lain kegiatan peduli sartono Rp. 1000, menyanyikan lagu hymne guru secara massal yang dipimpin langsung oleh bapak Sartono, sekaligus penyerahan sertifikat MURI yang diserahkan langsung oleh pihak MURI yang diwakili oleh Paulus Tangnga.

Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi SD,SMP SMA sederajat se-Kab. Kolaka, Civitas academia se-Kab Kolaka, pegawai Pemda dan masyarakat umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar