Selasa, 26 April 2011

Jurnalistik Media Online


Jurnalistik Media Online
(Bahan Kuliah Media Jurnalistik)

Oleh : Ridwan Demmatadju
Pendahuluan
Disamping media komunikasi yang telah terlebih dahulu akrab dan diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online kini telah menjadi salah satu media komunikasi yang mulai mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Keberadaanya juga mulai menjadi favorit bagi seluruh lapisan masyarakat.

Online adalah istilah bahasa dalam internet yang artinya sebuah informasi yang dapat diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Oleh sebab itu jurnalisme online adalah perubahan baru dalam ilmu jurnalistik. Media online menyajikan informasi cepat dan mudah diakses dimana saja.

Media online (online media) juga berarti media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet. Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku– dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video. Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet”.

Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website, radio online, TV online (streaming), dan email.

Cyberjournalism juga lazim dikenal dengan nama online journalism dan berbagai ragam jurnalisme "masa kini" meramaikan pasar media massa abad ini. Pesatnya perkembangan teknologi, terutama teknologi komunikasi elektronik, membuka peluang jejaring komunikasi yang semakin asyik dan semakin personal, dengan perangkat yang semakin ringkas dan bermobilitas tinggi. Jurnalisme ini mengandalkan teknologi Internet sebagai sarana sebarannya. cyber journalism juga berlandaskan cara kerja dan teknik serta etika yang pada dasarnya berasal dari jurnalisme cetak dan jurnalisme pendahulunya, seperti radio dan televisi atau jurnalisme media siaran (jurnalisme siaran).

1. Sejarah Internet Indonesia/Media Online

Media Online di Indonesia kebanyakan lahir pada saat jatuh-nya pemerintahan Suharto di tahun 1998, dimana alternatif media dan breaking news menjadi komoditi yang di cari banyak pembaca.

Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian, mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan bertumpu pada tampilan apa adanya detikcom melesat sebagai situs informasi digital paling populer di kalangan pengguna internet Indonesia.
detikcom Media Online Pertama
Detikcom barangkali merupakan media online Indonesia yang pertama yang di garap secara serius. Tidak heran karena pendirinya kebanyakan dari media, Budiono Darsono (eks wartawan Detik), Yayan Sopyan (eks wartawan Detik), Abdul Rahman (mantan wartawan w:Tempo), dan Didi Nugraha. Server detikcom sebetulnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Jadi tanggal 9 Juli ditetapkan sebagai hari lahir Detikcom.

Masa awal detikcom lebih banyak terfokus pada berita politik, ekonomi, dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan, dan olahraga.

Media online detik,com di Indonesia yang telah sukses menyajikan ragam berita, selain itu kantor berita Nasional Antara juga menggunakan teknologi internet. Seiring berjalannya waktu, media online mulai bermunculan seperti astaga.com, satunet.com, suratkabar.com, berpolitik.com, dan ok-zone.com. dengan lahirnya media online maka media cetakpun tidak mau kalah, dengan dua penyajian media cetak dan media online seperti kompas.com, temporaktif.com, republika.com, pikiran-rakyat.com, klik-galamedia.com. dan masih banyak lagi. Itu adalah langkah baru berkembangnya teknologi yang telah melahirkan jurnalisme online.

2. Karakteristik Media Online
Beberapa karakteristik dari media online dibandingkan ”media konvensional” (cetak/elektronik) adalah sebagai berikut:
a. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, atau telegraf.
b. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
c. Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
d. Bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama sekali berbeda.
e. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Online
Keunggulan media online dibandingkan media konvensional (cetak/elektronok) antara lain:
1. Kapasitas luas –halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.
5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb.
9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).
10. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan informasi tersaji.
Kekurangan Media Online:
1. Tidak ada ukuran pasti tentang siapa penerbit berita online, sehingga dapat diklaim oleh beberapa pihak.
2. Adanya kecenderungan mudah lelah saat membaca sajian di berita-berita online yang panjang.
3. Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media lainnya.
4. Banyak terjadi kesalahan penulisan yang dikarenakan ketergesa-gesaan dalam proses penulisan.
5. Berpotensi mengakibatkan cyber crime (kejahatan dunia maya) seperti pencuikan, penipuan, dan berbagai tindak criminal lainnya.
6. Menurunnya minat baca di perpustakaan akibat lebih praktisnya media online.
7. Meningkatkan plagiat akibat mudah dicurinya karya-karya yang tersaji di media online.

4. Kode Etik Media Online
Nicholas Johnson mantan Komisioner Komisi Komunikasi Amerika Serikat (AS) dan penulis buku How to Talk Back to Your Television Set yang juga Dosen Ilmu Hukum di Iowa College of Law (AS), memberikan catatan hal-hal mendasar tentang kode etik dalam penulisan jurnalistik online :
1. Dilarang menyerang kepentingan individu, pencemaran nama baik, pembunuhan karakter/reputasi seseorang.
2. Dilarang menyebarkan kebencian, rasialis, dan mempertentangkan ajaran agama.
3. Larangan menyebarkan hal-hal tidak bermoral, mengabaikan kaidah kepatutan menyangkut seksual yang menyinggung perasaan umum, dan perundungan seksual terhadap anak-anak.
4. Dilarang menerapkan kecurangan dan tidak jujur, termasuk menyampaikan promosi/iklan palsu.
5. Larangan melanggar dan mengabaikan hak cipta (copyright) dan Hak Atas Karya Intelektual (HAKI, atau Intelectual Property Right/IPR).

Sementara itu, Cuny Graduate School of Journalism yang didukung Knight Foundation melalui halamannya di http://www.kcnn.org mencatat 10 langkah utama bagi cyberjournalist –termasuk kalangan citizen journalist dan blogger-- supaya terhindar dari masalah hukum, yakni:
a. Periksa dan periksa ulang fakta,
b. Jangan gunakan informasi tanpa sumber yang jelas.
c. Perhatikan kaidah hukum
d. Pertimbangkan setiap pendapat,
e. Utarakan rahasia secara selektif,
f. Hati-hati terhadap apa yang diutarakan,
g. Pelajari batas daya ingat,
h. Jangan lakukan pelecehan,
i. Hindari konflik kepentingan,
j. Peduli nasehat hukum.

5. Bahasa Penulisan Media Online
Sebagai media massa, media internet (harus) menggunakan kaidah-kaidah jurnalistik dalam sistem kerja mereka, termasuk dalam penggunaan bahasa jurnalistik dan kaidah bahasa Indonesia.
Tidak ada perbedaan antara bahasa jurnalistik cetak dan jurnalistik internet karena sama-sama “komunikasi tulisan” atau “bahasa tulis”.
Dengan demikian, karakteristik dan prinsip penulisan bahasa jurnalistik cetak (suratkabar, majalah, buletin, dan lain-lain), antara lain hemat kata, ringkas, padat, jelas, logis, kalimatnya pendek-pendek, sederhana dan mudah dipahami, juga berlaku di media internet. Perbedaannya hanyalah soal tampilan atau mediumnya. Jurnalistik atau media internet bersifat virtual sedangkan sajian jurnalistik/media cetak itu tercetak (printed media).

Informal dan interaktif. Itulah ciri khas tulisan di website atau media online. “Penulis online dapat berkomunikasi dengan pembaca mereka dalam bentuk yang lebih variatif dari tulisan tradisional,” kata Robert Niles dalam artikelnya, ”How to write for the Web”, di situs The Online Journalism Review (ojr.org).
”Gaya tulisan demikian akan membuat pembaca Anda merasa nyaman membaca kata-kata Anda,”kata Niles. ”Seperti yang mereka rasakan ketika berbicara dengan seorang teman dekat.” Nile memberi resep buat para blogger. Katanya, tuliskan di blog Anda yang Anda ketahui, termasuk pengalaman. “Bila Anda tidak tahu sesuatu, jangan takut mengakuinya. “Blogger hebat memandang posting mereka sebagai komentar pertama dalam sebuah percakapan, bukan kata akhir sebuah topik pembicaraan.”
Secara umum, berikut ini resep Niles tentang cara menulis yang baik di website:
• Short –ringkas, the shorter the better.
• Active voice –gunakan kalimat aktif.
• Strong verbs –pilih kata kerja yang kuat.
• Contextual hyperlinking –lengkapi dengan tautan informasi terkait; memungkinkan pembaca memperkaya pengetahuan dan informasi pendukung.
• Use formatting –gunakan variasi tampilan huru atau kalimat, misalnya dengan menggunakan daftar (list), header tebal, dan kutipan (blockquotes).
• Easy to read – mudah dibaca; jangan ada blok teks/alinea yang lebih dari lima baris.
Source: http://www.romeltea.com/category/bahasa-jurnalistik/

TIDAK MUDAH MENJADI KEPALA DESA PONRE WARU

TIDAK MUDAH MENJADI KEPALA DESA PONRE WARU
Ada yang unik terkait dengan SUKSESI KEPEMIMPINAN di Desa Ponre Waru. Pada dua periode belakangan ini (2005-2011 dan 2011-2017), pendaftaran Calon Kepala Desa berturut-turut mendapat perpanjangan waktu dikarenakan hanya satu kandidat yang mendaftar. Pada akhirnya BPD harus mengangkat seorang lagi “Calon Bayangan” untuk memenuhi syarat pelaksanaan Pilkades yang mengharuskan minimal 2 orang kandidat. Padahal, jika kita bandingkan dengan desa-desa lain, kita dapat melihat betapa antusiasnya warga mereka dalam berkompetisi pilkades. Umumnya kandidat yang maju bertarung tidak kurang dari 3 sampai 5 orang, lengkap dengan segala intrik pemenangan (termasuk money politic) yang tak kalah seru dengan pemilihan Bupati atau Pemilihan Gubernur.
Sekilas mungkin kita bisa syukuri keadaan ini, mungkin inilah hikmah dari faham persatuan yang selama ini kita junjung tinggi. Tapi apakah hal ini bisa disebut aklamasi, dalam arti masyarakat secara serempak dan mayoritas telah menetapkan seorang figure tertentu untuk menjadi pemimpinnya? Ternyata faktanya tidaklah demikian. Survey lokal –meski tidak seilmiah dengan metode LSI- menunjukkan bahwa setidaknya ada 2 atau 3 orang figure yang diidolakan warga untuk menjadi pemimpinnya, masing-masing dengan tingkatan popularitas dan elektabilitas (keterpilihan) yang dimilikinya. Pertanyaannya, Ada apa dengan kondisi UNIK tersebut diatas?
Secara garis besar, ada beberapa factor yang mempengaruhi, antara lain: Pertama, mental masyarakat kita memang belum mental “petarung”. Latar belakang sosial ekonomi kita yang mayoritas hidup sebagai petani ini mungkin menjadi pemicu dominan keadaan fsikologis tersebut. Jadi, bukan persoalan mau atau tidak mau, tetapi lebih pada ketidaksiapan mental kita untuk menerima segala resiko social yang akan muncul sebagai konsekwensi logis dari peristwa politik pilkades yang terjadi. Kedua, Ponrewaru dengan sejarah migrasinya dari selatan ketenggara yang sama-sama telah kita fahami itu ternyata masih menyimpan persepsi bahwa kepemimpinan ponrewaru hanya layak di jabat oleh trah ini atau itu. Persepsi ini tidaklah sepenuhnya keliru, tetapi kalau kemudian factor “kesejarahan” itu menjadi penghalang bagi peluang aktualisasi potensi dari orang-orang diluar trah ini dan itu tadi, tentu kedepan akan menjadi preseden buruk bagi tumbuhnya regenerasi kepemimpinan yang sehat ditengah-tengah masyarakat. Ketiga, Adanya sekelompok elit desa yang merupakan kausalitas dari factor pertama dan kedua tersebut diatas. Mereka ini secara alamiah memiliki ketokohan serta posisi-posisi penting baik dilembaga formal maupun pada lembaga-lembaga non formal desa yang langsung atau tidak langsung sangat berpangaruh pada keputusan-keputusan politik desa. Kelompok ini hampir bisa disebut kelompok pro statusquo atau kelompok yang selalu ingin mempertahankan kemapanan. Meski demikian, bukan berarti mereka sepenuhnya pendukung pemerintah (Incumbent). Intinya, mereka sangat menghindari resiko-resiko yang akan muncul sebagai akibat dari upaya perubahan. Atas nama persatuan, demi stabilitas politik alias pengamanan diri masing-masing, persoalan benar-salah boleh menjadi urutan kesekian. Kira-kira begitulah deskripsinya. Pada tingkat pemikiran yang kritis, menurut hemat saya, factor kelompok elit desa inilah yang paling bertanggungjawab terhadap apapun kondisi ke-kini-an dan ke-esok-an Ponre Waru.
Lantas, apa dan bagaimana seharusnya menyikapi dinamika ponrewaru yang terus bergerak dan berkembang ini?
memasuki tahun ke-40 usia ke-ponrewaru-an kita semua, maka sudah tentu, sudah seharusnya, kampung Ponrewaru kita ini tidak lagi sekadar difahami sebagai sebuah institusi tradisional yang hanya dibingkai oleh tradisi kekeluargaan-isme semata. Kampung ponrewaru mau tak mau telah menjadi bahagian dari birokrasi negara modern, dimana pemerintah desa tidak cukup hanya memainkan legitimasi simbolik dan sosial, tetapi juga harus membangun legitimasi yang lahir dari dimensi kinerja politik dan kinerja ekonomi serta “nilai” yang telah menjadi konsensus umum keponrean kita.
Dalam konteks menghadapi Suksesi Kepemimpinan desa kita ini, dan oleh karena prinsip-prinsip utama yang melandasi good governance, yaitu (1) Akuntabilitas, (2) Transparansi, dan (3) Partisipasi Masyarakat belum berhasil diterapkan secara baik pada periode sebelumnya, maka marilah kita bangun komitmen bersama bahwa, kedepan, adalah tugas kita bersama, khususnya siapapun saudara kita dari dua kandidat yang nanti akan terpilih menjadi kepala desa, untuk menerapkan prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang baik itu secara sungguh-sungguh.

1. AKUNTABILITAS
Akuntabiltas yang dimaksudkan disini adalah penyelenggaraan penghitungan (account) terhadap sumber daya atau kewenangan yang digunakan. Secara gampang, pemerintah desa disebut akuntabel bila menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sesuai dengan visi awal yang telah dicanangkan dan disepakti oleh masyarakat, tidak melakukan penyimpangan, tidak memanfaatkan potensi-potensi desa untuk kekayaan pribadi, dan seterusnya. Dalam perspektif ini, Pemerintah sebagai pihak yang diberikan amanah oleh rakyat harus memberikan laporan pertanggungjawaban atas tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sejujur-jujurnya. BPD secara khusus adalah aktor utama yang berkewajiban melakukan kontrol dalam upaya mewujudkan akuntabilitas pemerintah desa, bukan sekedar menjadi stempel kepala desa. Dalam melakukan kontrol kebijakan dan keuangan, BPD mempunyai kewenangan dan hak untuk menyatakan pendapat, dengar pendapat, bertanya, dan memanggil kepala desa. Ketika ruang BPD ini dimainkan dengan baik secara institusional, maka badan perwakilan masyarakat itu notabene akan memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap akuntabilitas pemerintah desa. Sebaliknya, kepala desa wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) tidak hanya kepada BPD, melainkan juga kepada masyarakat.

2. TRANSPARANSI
Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap setiap informasi mengenai kebijakan, keuangan dan pelayanan. Artinya, transparansi dibangun atas pijakan kebebasan arus informasi yang disediakan untuk dipahami serta dapat dipantau atau menerima umpan balik dari masyarakat. Ketika kepala desa berdiri dimimbar jum’at misalnya, momen itu sebaiknya tidak hanya dijadikan sebagai arena “kuliah umum” mengenai kemuliaan persatuan atau sekedar ajang pendelegasian tugas gotong royong. Alangkah bagusnya jika momen seperti itu sesekali digunakan juga untuk menyampaikan laporan keuangan desa kepada warga, misalnya laporan realisasi Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2010 atau laporan keuangan mengenai proyek sarana infrastruktur desa, dan seterusnya. Kita harus berani membangun budaya transparansi seperti itu, sebab spirit partisipasi swadaya masyarakat terhadap program-program desa sangat tergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat kepada pejabat pemerintahnya. Ketika transparansi tidak dilakukan lalu muncul suara-suara sumbang bahkan mungkin saja gejolak ditengah masyarakat, maka itulah konsekwensi yang harus diterima.

3. PARTISIPASI
Partisipasi merupakan hak politik yang melekat pada warga sebagaimana hak politik lainnya. Karena melekat, maka hak ini tidak hilang ketika ia memberikan mandat pada orang untuk duduk pada BPD atau pemerintah desa. Pemberian mandat bersifat parsial, yaitu mendudukan wakilnya untuk membahas dan memutuskan urusan publik di lembaga formal pemerintahan. Sedangkan hak politik tetap melekat pada setiap individu yang bersangkutan. Untuk itu, adalah hak setiap warga untuk terus menerus mengawasi lembaga perwakilan dan pemerintahan agar bekerja sesuai dengan mandat yang diberikan. Partisipasi harus memungkinkan warga terlibat secara sistemik dan terus menerus dalam pengambilan keputusan publik. Secara substantif, partisipasi mencakup tiga hal. Pertama, voice (suara): setiap warga mempunyai hak dan ruang untuk menyampaikan suaranya dalam proses pemerintahan. Pemerintah, sebaliknya, mengakomodasi setiap suara yang berkembang dalam masyarakat yang kemudian dijadikan sebagai basis pembuatan keputusan. Kedua, akses, yaitu setiap warga mempunyai kesempatan untuk mengakses atau mempengaruhi pembuatan kebijakan, termasuk akses dalam layanan publik. Ketiga, kontrol, yaitu setiap warga atau elemen-elemen masyarakat mempunyai kesempatan dan hak untuk melakukan pengawasan (kontrol) terhadap jalannya pemerintahan maupun pengelolaan kebijakan dan keuangan pemerintah.

Selain dari 3 prinsip dasar Good Governance tersebut diatas, kepekaan responsivitas atau daya tanggap pemerintah desa juga sangat dibutuhkan. Responsif berarti melakukan artikulasi terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat, yang kemudian mengolahnya menjadi prioritas kebutuhan dan memformulasikannya menjadi kebijakan desa (perdes). Kebiasaan pemerintah desa yang mengambil kebijakan berdasarkan preferensi segelintir elite atau hanya bersandar pada keinginan kepala desa sendiri, harus kita rubah. Kita harus selalu duduk bersama, mengkaji dan berdiskusi. Apakah betul misalnya, pembangunan prasarana fisik desa -yang selama ini menjadi tolak ukur penilaian kita terhadap sukses tidaknya seorang kepala desa- merupakan kebutuhan mendesak (prioritas) seluruh warga masyarakat? Apakah keadaan kesejahteraan masyarakat kita semakin membaik dari tahun ketahun, atau tidak? Bagaimana dengan moralitas atau icon religious yang selama ini kerap membuat kita bangga dan merasa bebeda dengan komunitas lain?

Wal akhir, memang TIDAK MUDAH MENJADI KEPALA DESA PONRE WARU. Sebab selain hal-hal penting yang sudah kita urai diatas tadi, ada satu hal lagi yang tak kalah pentingnya yang harus terus dijaga, yaitu AKHLAK . Apa boleh buat, desa tercinta kita ini, -yang dengan latar belakang dan sejarahnya tersendiri- terlanjur telah menyandang predikat sebagai desa dengan masyarakatnya yang ISLAMI.

Karena itu, bagi saudaraku para kandidat kepala desa, pergi dan temuilah masyarakatmu, hiduplah dan tinggallah bersama mereka, cintai dan berkaryalah bersama mereka. Mulailah dari apa yang telah mereka miliki, buat rencana lalu bangunlah rencana itu dari apa yang mereka ketahui, sampai akhirnya, ketika pekerjaan usai, mereka akan berkata: “Ini Baru Kepala Desa” bukan “Ini Kepala Desa Baru” !!.

Dengan penuh kerendahan hati, saya memohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan di hati pembaca. Wassalam!!

Rabu, 20 April 2011

MASYARAKAT DESA LAMBANDIA SIAP MENJADI DESA KAKAO MODEL MENUJU KOLAKA EMAS

Catatan Lepas dari Reser DPRD Kolaka
Ada hal berbeda dari reses DPRD Kabupaten Kolaka masa Sidang I Tahun 2011 ini. Jika tahun-tahun sebelumnya kegiatan reses hanya dilaksanakan di ibu kota Kecamatan yang dihadiri para kepala Desa, penyerapan Aspirasi kali ini dilakukan kedesa-desa dengan mengadakan tatap muka dan dialog secara langsung bersama warga setempat seperti yang terjadi di Balai Desa Lambandia, Jumat (15/4) siang. Hadir dalam pertemuan ini berbagai lapisan masyarakat yang berada di Desa Lambandia termasuk para pengurus dan anggota kelompok tani serta para tokoh masyarakat setempat. Adapun anggota Dewan yang hadir ialah Suardi Pato (Praksi Penegak Hanura) dari Komisi I dan Sudirman, SH (Fraksi Demokrat), Komisi III.
Dalam serap aspirasi ini respon masyarakat cukup antusias. Hal ini terlihat saat sesi tanya jawab dan serap aspirasi yang dimoderatori oleh sekdes Lambandia sendiri. Begitu masuk pada sesion dialog, tanpa diperintah warga langsung beramai-ramai mengacungkan jari, tanda ingin menyampaikan uneg-uneg-nya. “Saya berharap anggota Dewan yang ada di sini bisa member solusi pada kami terkait dengan banyaknya perusahaan kakao yang masuk mengimi-imingi harga permentasi yang tinggi tapi begitu kami melakukan permentasi, kakao kami malah dibeli dengan harga asalan. Akibatnya, sekarang petani tidak mau lagi melakukan permentasi,” Keluhan Tamrin, ketua Gabungan Kelompok Tani Lambandia. Tak hanya soal kakao, beberapa masalah seperti pelayanan prona (sertifikat tanah), rumitnya pengurusan KUR, kebutuhan Drayer (alat pengering) bagi petani pada saat hujan serta minimnya pembinaan koperasi dari instansi terkait, tak luput dari sorotan warga.
Menanggapi hal itu, Sudirman menegaskan, bahwa perusahaan manapun yang masuk kewilayah Lambandia, harus membuat MOU yang jelas bagi petani, sehingga bilamana terjadi permasalahan dikemudian hari, ada dasar hukum untuk memprosesnya secara hukum. Begitupun masalah Prona, masalah KUR dan kelompok tani, kedua anggota dewan itu berjanji akan mengkomunikasikan dengan dinas terkait.
Hal yang cukup menarik juga dalam kesempatan ini adalah munculnya gagasan untuk menjadikan desa Lambandia sebagai Desa Kakao Model. Sebetulya banyak usaha telah dilakukan pemerintah, terutama pada aspek teknis, baik melalui dinas perkebunan maupun oleh pihak swasta termasuk NGO luar negeri. Meski begitu, kebanyakan usaha tersebut bersipat proyek yang temporer, sehingga manakala proyek tersebut berakhir maka petani pun kembali pada pola lama mereka. Koreksi yang bisa kita petik dalam hal ini adalah pentingnya sebuah model pembinaan yang berkesinambungan dalam arti semua upaya-upaya perbaikan kualitas dan kuantitas kakao yang dilakukan oleh pemerintah maupun stake holder kakao lainnya, dapat diintegrasikan secara focus, menyeluruh dan berkelanjutan sampai benar-benar membuahkan hasil yang diinginkan. Model ini tentu harus dipusatkan dulu
perhatiannya pada satu wilayah tertentu untuk selanjutnya menjadi referensi bagi daerah-daerah lain. Dikabupaten kolaka, hal tersebut dapat dimulai oleh Pemda dengan menetapkan salah satu Desa di Kecamatan Lambandia ini sebagai desa Kakao model. Saya melihat masyarakat Desa Lambandia ini cukup siap untuk maksud tersebut. Demikian, gagasan Ihwan Kadir, salah satu peserta pada pertemuan tersebut yang juga adalah pendamping program kemitraan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember dengan Gabungan kelompok Tani (Gapoktan) Lambandia.
Terkait dengan gagasan tersebut Suardi Pato langsung menanggapi dengan serius. “Dari beberapa desa yang kami kunjungi dalam beberapa hari ini, hampir semua keluhan masyarakat berhubungan dengan masalah kakao. Memang problem petani kakao ini tidak bisa lepas dari tanggung jawab pemerintah. Ini adalah persoalan langsung yang dialami masyarakat. Saya sangat setuju dengan ide Desa Kakao Model, sebab dari metode seperti itu kita bisa berharap kelak akan ada solusi bagi para petani kakao. Aspirasi seperti inilah yang diinginkan oleh Visi Kolaka Emas dan insya Allah saya sendiri yang akan menyampaikan langsung kepada Bupati”. Tegas legislator yang juga mantan petani dan Kepala Desa ini, disambut tepuk tangan seluruh hadirin.
Sebelum acara dialog ditutup oleh moderator, Sudirman mengajukan pertanyaan kepada peserta: Sebelum kita tutup acara ini, saya ingin mempertegas sekali lagi; Siapkah masyarakat Desa Lambandia manakala Desa lambandia dijadikan Desa Kakao Model? Dengan serempak masyarakat pun menjawab, Siap !!!.

Kamis, 15 Juli 2010

SD Negeri 3 Kolakaasi Kondisinya Memperihatinkan





SD Negeri 3 Kolakaasi Kondisinya Memperihatinkan

Perhatian Pemerintah Kabupaten Kolaka dibidang pendidikan, nampaknya tak jadi prioritas utama,meski tujuan pendidikan adalah salah satu pembentuk karakter bangsa sekaligus dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun ini berbeda dengan kenyataann di lapangan. Bidang pendidikan di Kabupaten Kolaka yang terkenal kaya dengan sumber daya mineralnya, tekesan dibaikan oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka. Padahal dalam anggaran di pendidikan terbilang cukup besar di APBD Kolaka Tahun 2010.
Dari pantauan media di SD Negeri 3 Kolakaasi,Kec.Latambaga, Kabupaten Kolaka, kondisi ruang belajarnya tidak layak lagi digunakan lantaran sejumlah atap seng dan plaponnya sudah bocor dan nyaris runtuh ke lantai,’’Kalau hujan anak-anak tidak bisa belajar karena air hujan menerobos jatuh dari atap seng yang bocor dan plapon yang sudah lapuk,kita takutkan jika dibiarkan kondisinya begini terus tidak direhab bisa runtuh dan membahayakan anak-anak yang sementara belajar,’’ ungkap Mustapa SPd, MMPd kepada wartawan Rabu (14/7) di ruang kerja.
Selain itu, ruangan yang di gunakan untuk guru dan kepala sekolah sudah nyaris runtuh akibat bencana alam beberapa tahun lalu di Kolaka terkena beberapa kali gempa bumi. Terlihat kondisi bangunan sudah retak bagian dinding dan lantai yang tak lagi sempurna, terdapat kemiringan dan terpisah pondasi lantainya.
Sekolah yang berada di ketinggian sekitar 20 meter dari permukaan laut ini, menurut Herman Syahruddin Ketua LSM Lider Sultra semestinya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten dan Propinsi untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah yang dibangun tahun 1984 dan belum pernah dilakukan renovasi terhadap bangunannya yang sudah tak layak digunakan.
‘’Ini sangat ironis di Kolaka, perhatian Pemerintah terhadap pendidikan utamanya sarana belajar tidak sesui dengan visi dan misi yang didengung-dengunkan Bupati Kolaka dalam setiap pidatonya pada kegiatan di masyarakat.Kita berharap Pemkab Kolaka segera melakukan perbaikan terhadap sarana belajar yang kondisinya sudah memperihatin dan membahayakan keselamatan jiwa peserta didik di sekolah,’’tegasnya seraya menambahkan siapa yang bertanggungjawab jika ada siswa yang jadi korban akibat runtuhnya bangunan sekolah.
Menurut Herman Syahruddin yang dikenal kritis terhadap kebijakan Pemkab Kolaka ini menambahkan, bahwa bukan SD Negeri Kolakaasi saja yang kondisinya memperihatinkan, tetapi di SMA Negeri 1 Latambaga juga demikian.’’ Dari hasil monitoring kami ada tiga RKB (Rombongan Kegiatan Belajar) yang masih berlantai tanah, sehingga debu dan kotoran yang terhisap di hidung bisa menimbulkan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagi siswanya. Sebagai elemen masyarakat kita berhak menggugat Pemkab Kolaka, atas ketidakseriusannya membenahi sekolah yang kondisinya memperihatinkan,’’ katanya. (nasruddin ks)

BLKK Kabupaten Kolaka, Fasilitasi Masyarakat Untuk Mandiri


BLKK Kabupaten Kolaka, Fasilitasi Masyarakat Untuk Mandiri

Balai Latihan Kerja dan Keterampilan (BLKK) setidaknya telah menjadi fasilitator Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam mengurangi angka penganguran yang setiap tahunnya mengalami peningkatan,lantaran daya serap lapangan kerja yang sangat terbatas. Persoalan ini tentunya akan menjadi tangtangan Pemerintah Kabupaten Kolaka.

Demikian diungkapkan Kepala BLKK Kabupaten Kolaka Drs. Laode Rahmat kepada wartawan news pratama di ruang kerjanya pecan lalu, ‘’ Untuk tahun ini BLKK Kolaka menargetkan bias melatih 270 orang menjadi tenaga terampil yang tersebar di 20 Kecamatan dan kita berharap target ini bias tuntas di 2010’’ jelasnya.

Selaku Kepala BLKK Kolaka La Ode Rahmat telah menyusun renstra 2010 untuk BLKK Kolaka yang bias link (nyambung red) dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja,khususnya di Kabupaten Kolaka.Dan yang paling penting dalam visi dan misi BLKK Kolaka adalah menekan tingginya angka pengangguran di Indonesia secara umum dan di Kabupaten Kolaka secara khusus,serta menciptakan tenaga kerja yang terampil.

Menurutnya dengan visi dan misi ini, pihaknya telah beberapa kali melakukan pengiriman tenaga kerja kebeberapa Negara di Asia Tenggara, termasuk ke Timur Tengah. Baik yang dilakukan melalui pengerah tenaga yang ada di dalam negeri.’’ Kita masih terus melakukan peningkatan kualitas serta pelayanan kepada masyarakat,khususnya yang membutuhkan pelatihan keterampilan kerja. Di BLKK Kolaka yang mereka bias ikuti seperti, bidang teknik kejuruan perbengkelan, las, service kendaran roda dua dan roda empat. Dengan sasaran pelatihan kita upayakan dilakukan di tiap kecamatan,’’ jelasnya kepada Nasruddin KS dari News Pratama pecan lalu di ruang kerjanya.

Untuk mendukung kegiatan Bedah Kecamatan yang diprogramkan Bupati Kolaka, lebih jauh La Ode Rahmat menjelaskan bahwa pihaknya juga ikut memberikan bantuan kepada masyarakat di Kecamatan, berupa tool kit (alat dan kelengkapan) bagi tenaga kerja yang sudah mendapatkan pelatihan,’’ Tentunya dengan kegiatan kita di BLKK Kolaka bias bersinergi dengan kegiatan Bedah Kecamatan yang sementara berjalan, bagi kami kemandirian masyarakat menjadi kata kunci keberhasilan BLKK yang ada saat ini, BLKK hanya menjadi fasilitator dan memberikan pembinaan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan bimbingan teknik dari kami,’’ungkapnya seraya mengharapkan partisipasi masyarakat untuk melakukan perubahan untuk kemajuan daerah ini. (nasruddin ks)

Minggu, 11 Juli 2010

IOF Kolaka Menggelar Bhayangkara Mekongga Extreme Off Road





IOF Kolaka Menggelar
Bhayangkara Mekongga Extreme Off Road

Meski terbilang baru di Kolaka, namun kegiatan olah raga otomotif dengan menggunakan kendaraan khusus berpenggerak 4X4 atau biasa dikenal dengan kendaraan offroad. Kabupaten Kolaka dengan komunitas offroadernya , telah beberapa kali mengikuti dan menggelar event offroad dengan track extreme. Dan kali ini, komunitas Indonesia Offroad Federation (Komca) Kolaka bekerja sama dengan pihak Polres Kolaka menggelar Bhayangkara Mekongga Extreme Offroad.

Menurut Ketua Panitia dr Azis MARS, kegiatan Ini merupakan rangkaian dari Hari Bhayangkara ke 64 yang dilaksanakan oleh Polres Kolaka. ‘’Selaku penyelenggara tentunya kita berharap dengan ivent ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, sekaligus hiburan dalam rangka Hari Bhayangkara yang dilaksnakan di jajaran Polres Kolaka,’’ ungkap pejabat yang berdinas di Dinas Kesehatan Kolaka ini kepada wartawan.

Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad, rupanya tak hanya diikuti dari offroader Kolaka namun sejumlah peserta dari luar kabupaten Kolaka juga turut serta dalam ivent yang menyajikan 7 SCS ( special competition stage ) di dua lokasi terpisah dan 1 rute country road (CR) (Sakuli-Ulunggolaka), masing-masing Andi Rio (Driver) berpasangan dengan Co. Driver/navigator A.Yusramat dari Luwu Timur, turun dengan Cheeroke, Adil berpasangan dengan Gusti, dari MDT Kendari Offroad dengan tunggangan Suzuki Jimny, Iswandhy/Syahril dari Makassar Outo Cruiser, (Toyota FJ 40 mesin 2F )dan Yuyu/Hopg (Toyota FJ 40 mesin 2F) dari Konawe Selatan. Sedangkan dari Kolaka sendiri tercatat, Appong didampingi Iwan Kinkong (Toyota BT) dan Kahar berpasangan dengan Yongki menggunakan kendaraan Toyota FJ 40 dengan dapur pacu 2F.

Open ceremony yang dilakukan oleh Kapolres Kolaka AKBP Muh.Rojak Sulaeli di depan Mapolres Kolaka pada tanggal 2 Juli 2010 ini mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat Kolaka dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari pentauan media di lokasi offroad (SCS 1-3) yang di gelar di kawasan perbukitan milik PT Sulawesi Jembatan Mas, tepatnya depan rujab Sekda Kolaka, KM 2 Kolaka. Penonton yang memadati kawasan ini merasa terhibur dengan ivent yang dilaksanakan oleh Komca IOF Kolaka dengan Polres Kolaka.

Track di SCS 1-3 terlihat kemampuan dari Iswandy offroader dari Makassar Outo Cruiser menjajal rintangan dengan waktu tempuh tercepat dari 6 peserta disusul Yuyu dari Konsel. Sementara A.Rio yang dijagokan penonton harus puas diurutan terakhir lantaran terjunggal tiga kali dan terpaksa dievakuasi oleh tim official Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad. Usai menyelesaikan etafe 1-3 ini peserta melaksanakan penanam pohon di Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam di Sakuli, Kec.Latambaga yang dikoordinir Panitia dari Polres Kolaka dan BKSDA Kolaka.

Menjelang pukul 14.00 Wita, peserta Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad, harus melalui medan yang cukup menantang di CR Sakuli-Ulunggolaka, dari pengakuan peserta rupanya mereka harus bermalam di track ini, pasalnya salah satu rombongan konvoi offroad mengalami kerusakan pada as penggerak roda, sehingga waktu tempuhnya molor hingga 12 jam untuk bisa sampai di lokasi SCS 4-5 tepatnya di Kawasan Permandian Air Panas di Ulunggolaka, Kec.Latambaga.

Di hari kedua pelaksanaan Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad untuk SCS 4-5 yang berlangsung pada tanggal 3 Juli 2010 di Kawasan Taman Wisata Alam Ulunggolaka. Tak kalah menarik dan medan yang menantang, lantaran peserta offroader harus melintasi sungai dan beberapa tanjakan (rock crowling) yang sengaja dijadikan rute dalam ivent ini. Alhasil, Yuyu salah satu peserta harus gugur di track ini lantaran tak berhasil menyelesaikan SCS -5 ini.





Dari pantaun media kemampuan Yuyu untuk menaklukkan medan di Ulunggolakao sebenarnya tidak ada masalah, hanya saja ada kendala teknis di kendaraan yang digunakannya sehingga harus takluk dengan track yang licin dan sedikit berlumpur. Apalagi dia adalah peserta pertama yang menggilas medan yang baru pertama dilintasi peserta. Sehingga kelihatannya dia agak kewalahan memainkan pacuan mesin Toyota 2F nya itu. Pada track SCS 5 ini nampaknya Andi Rio unggul dengan perolehan nilai 100 dengan waktu tempuh tercepat 08.22.47 detik disusul Adil/Gusti dengan catatan waktu 10.16.03 detik. Tak mau ketinggalan dengan offroader lainnya Kahar mencoba mencatat waktu 15.05.00 nyaris sama perolehan waktunya dengan Appong/Iwan Kinkong.

Sejumlah peserta yang mengikuti Bhayangkar Mekongga Extreme Offroad ini terlihat puas dengan track yang ada di Kolaka ini,ditambah dengan keramahan penduduknya serta panorama wisata alam permandian air panas di Kelurahan Ulunggolaka, Kecamatan Latambaga ini tentunya memberikan kesan tersendiri sembari menceburkan diri di Sungai Ulungggolako dan diguyur hujan pegunungan.Sebuah pengalaman yang tak bisa dilupakan peserta dan juga panitia penyelenggara ivent ini. Tak heran, meski hujan deras penonton yang datang dari wilayah sekitar Kolaka tak mau beranjak pergi dari lokasi offroad.

Tanggal 4 Juli 2010 menjadi hari terakhir pelaksanaan Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad ini, dengan SCS 7-8 yang digelar kembali di lokasi pertama, di KM 2. Namun terdapat beberapa track tambahan dari panitian untuk melengkapi hiburan bagi masyarakat Kolaka dalam rangka meyambut Hari Bayangkara ke 64 ini. Dan di etafe terakhir ini menjadi penentu kemenangan peserta yang ikut berlaga di SCS- 7. Terlihat peserta dari Kolaka Offroad Appong/Iwan mendududki point tertinggi di SCS ini yakni,04.31.35 detik disusul Iswandhy/Syahri dari Makassar Auto Cruiser 05.39.44 detik. Meski demikian dari perhitungan dewan juri Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad menetapkan pemenang pertamanya dari semua SCS adalah Adil/Gusti (Jimny) dari Kendari,kemudian,A.Rio/A.Yusramat, (kedua),Appong/Iwan Kinkong (ketiga),Iswandhy/Syahril (Keempat),Kahar/Yongki (Kelima) dan diurutan terakhir Yuyu/Hops dari Konsel. (NASRUDDIN KS)

Kamis, 01 Juli 2010

Kapolres Kolaka, AKBP Muhammad Rojak Sulaeli:‘’ Harus Bertanggungjawab Dalam Memberikan Pelayanan Masyarakat”


Kapolres Kolaka, AKBP Muhammad Rojak Sulaeli:

‘’ Harus Bertanggungjawab Dalam Memberikan Pelayanan Masyarakat”

Peringatan Hari Bhayangkara ke 64 di Kepolisian Resort Kolaka usai dilaksanakan dengan upacara sederhana. Meski demikian tidak mengurangi apresiasi masyarakat terhadap kinerja yang telah ditunjukkan oleh jajaran Polres Kolaka. Untuk mengetahui kinerja Polres Kolaka serta sosok Kapolres yang dikenal cukup akrab dengan pekerja media dan NGO di Kolaka. Berikut petikan wawancara dengan Kapolres Kolaka AKBP Muhammad Rojak Sulaeli, di sela-sela kegiatan Hari Bhayangkara Ke-64 dengan Nasruddin KS dari beritakolaka yang diramu dalam satu tulisan.

Indikator kinerja di jajaran Polres Kolaka dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat dari ganguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), dinilai cukup positif oleh sejumlah kalangan masyarakat Kolaka. Sebagai Kapolres Kolaka Ia berhasil memberikan rasa aman dengan gambaran sederhananya saat ini, bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kolaka hari ini.

Dari situasi dan kondisi Kabupaten Kolaka yang cukup kondusif, sehingga masyarakat memiliki rasa aman untuk melakukan aktivitas di bidang ekonomi dan pembangunan, inilah yang bisa dijadikan penilaian keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai Bhayangkara Negara,khususnya di Bumi Mekongga

Dengan terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif di daerah ini, tentunya tidak lepas dari sosok Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muhammad Rojak Sulaeli, selaku Kapolres Kolaka bersama jajarannya dalam memberikan pelayanan secara prima.Selaku Orang nomor satu di Polres Kolaka ini, Rojak Sulaeli yang dilahirkan di Sukabumi tahun 1965, nampaknya memiliki prinsip cukup tegas dan tak mau diintervensi oleh siapa pun juga dalam memutuskan satu kebijakan penting yang terkait dengan perkara hukum.’’Sejak saya bertugas di Kolaka dalam penanganan kasus tindak kriminal termasuk tipikor (tindak pidana korupsi red) telah kita tangani secara profesional,melalui penyelidikan dan penyidikan dan satu diantaranya adalah kasus rumah adat tahun 2009,’’Ungkap lulusan AKPOL Tahun 1989 ini kepada beritakolaka, di ruang kerjanya Kamis (1/6).

Bertugas di Kolaka baginya telah memberikan kesan tersendiri dimata pria yang memiliki hobby mancing mania ini, masyarakat Kolaka menurutnya paham dan sadar hukum,’’Hal ini sangat membantu jajaran personil di Polres Kolaka dalam menciptakan situasi yang kondusif hari ini di Kolaka. Selain itu, juga tidak lepas dari program quik wins, salah satu program yang telah dicanangkan sejak tahun 2009 yang memberikan pelayanan secara cepat, mudah, murah dan transparan serta akuntabel kepada masyarakat. Jika ada laporan kejadian dari masyarakat aparat kepolisian bisa tiba lima menit di TKP’’ jelasnya.

Menurut mantan penggajar di SPN Pontianak, Kalimantan Barat ini, dengan adanya reformasi di tubuh Polri setidaknya peningkatan profesionalisme menjadi sebuah tuntutan yang mutlak harus dilaksanakan oleh semua anggota kepolisian di seluruh Indonesia,termasuk di jajaran Polres Kolaka. Memberikan pelayanan secara cepat dan responsif kepada masyarakat menjadi menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan pengabdiannya kepada masyarakat.

Kapolres Kolaka mengakui, dengan program ini, masyarakat dapat menjalin kemitraan dengan pihak Kepolisian. Pola respon cepat ini, kata Kapolres Kolaka, banyak menerima kiriman sms yang berisi sorotan, bahkan hujatan dari masyarakat yang merasa tidak puas. ’’ Memang di awal saya membuka nomor handphone kepada msayarakat secara terbuka di media cetak. Banyak yang menggunakan layanan sms ini dengan mengirimkan sms yang berisi sorotan bahkan hujatan terhadap kinerja Polres Kolaka. Semua kita layani dengan penuh kesabaran, memberikan penjelasan secara proporsional. Alhamdulillah, saat ini tidak ada lagi sms yang berisi caci maki itu, kini lebih banyak juga sms yang bersifat apresiasi terhadap kinerja Polres Kolaka,’’ ungkapnya sembari menambahkan dirinya kadang-kadang menjawab sms yang masuk di hpnya hingga larut malam.

Terkait penyelesaian kasus melalui ADR (Alternative Dispute Resolution) yang sempat menuai kontraversi di tengah masyarakat. Dia menjelaskan, pihaknya hanya menjembatani masalah ini, setelah beberapa tokoh masyarakat dan adat yang meminta penyelesaian kasus yang melibatkan oknum anggota DPRD Kolaka ini agar diselesaikan tanpa harus diproses hingga ke meja hijau.’’ Tentunya tidak semua perkara bisa dilesaikan dengan ADR, inilah yang belum banyak dipahami oleh masyarakat,’’ katanya seraya mengingatkan semua personil untuk selalu bertanggung jawab dalam melayani masyarakat.

Dikesempatan itu, Kapolres Kolaka juga mengungkapkan berbagai kegiatan kemanusiaan antara lain donor darah, sunatan massal untuk menyambut HUT Bhayangkara ke 64 yang jatuh pada Juli 2010. Kapolres Kolaka, AKBP Rojak Sulaeli, di Kolaka, mengatakan selain donor darah, kegiatan KB-Kes serta sunatan massal, personil Polres juga ikut membantu dalam program bedah kecamatan dengan melakukan pengecetan rumah masyarakat.

Selain kegiatan kemanusiaan dalam menyambut HUT Bhayangkara, Polres Kolaka juga melaksanakan kegiatan olahraga antara lain gerak jalan santai, olah raga sepeda Fun Bike dan kegiatan olah raga otomotif (Off road) yang diikuti peserta dari Sulawesi Selatan, Barat dan Kalimantan.(**)