Minggu, 30 Mei 2010

Nikmatnya Bumbu Pecel Diburu, Pembeli Harus Antri


Nikmatnya Bumbu Pecel Diburu, Pembeli Harus Antri

Hari Minggu (30/5) pagi Pasar Raya Mekongga aktivitas pedagang belum bergerak cepat,satu dua pedagang masih membenahi jualannya sembari menikmati sarapan pagi di atas meja jualannya. Jika kita memasuki pasar yang dibangun oleh mantan Bupati Kolaka Drs.Adel Berty ini, lewat belakang tepatnya pasar basah tempat pedagang ikan dan sayuran mengadu peruntungann disitu juga kita bisa melihat aneka jenis makanan yang terasa pas untuk menemani minum teh di pagi hari tentunya. Tak hanya itu kita juga disuguhi aroma tak sedap yang menyengat begitu kuat menempel di hidung, jika Anda mencium bau kotoran manusia , seperti itu yang Anda akan rasakan sendiri.

Dan aroma tak sedap itu, barangkali sudah jamak dijumpai di pasar tradisional di seluruh Indonesia, tak terkeculai di Kolaka. Ini akibat ulah manusia yang dengan seenaknya membuang sampah di saluran air, termasuk kotoran manusia, saluran air menjadi pilihan terakhir bagi pedagang yang bermukim di lingkungan pasar. Praktis saja mereka lakukan itu, lantaran mereka tidak punya pilihan lain seperti ketersediaan MCK dan tempat sampah untuk membuang sampah atau memang kesadaran terhadap lingkungan yang tidak ada.

Begitulah pemandangan yang kita jumpai di Pasar Raya Mekongga, namun demikian tak mengurangi semangat pedagang yang berpacu dengan waktu,mereka seolah-olah tak peduli dengan lingkungan yang tak bersahabat dari sisi kesehatan, akibat bau busuk itu. Semuanya menjadi biasa saja,tak ada yang perlu dirisaukan, yang penting bagi pedagang yang berjualan di sekitar tempat pengolahan sampah organik milik Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) Kabupaten Kolaka, keuntungan bisa diraupnya dari kegiatan jual-beli setiap harinya sebagai pedagang dengan omzet yang tak begitu besar nilainya namun cukup untuk mengepulkan asap dapur dan membiayai kebutuhan hidup mereka. Ketekunan dan kesetiaan tergambar dari raut wajah-wajah penjual di Pasar Raya Mekongga yang setiap pagi bisa dijumpai di pasar itu, seolah-olah mereka juga tak peduli dengan hirup-pikuk situasi politik di daerah ini, apalagi mengikuti perkembangan kasus century di DPR RI di Jakarta yang tidak jelas ujungnya.

Ada satu penjual jajanan pagi yang setiap paginya ramai dikunjungi pembeli,bahkan harus antri untuk mendapatkan jajanan yang pas di lidah sekaligus untuk dinikmati sebagai sarapan pagi.Saya salah satu dari pelanggang tetap dari perempuan penjual pecel yang memiliki cita rasa yang “maknyusss...” kata Bondan Winarno dalam liputan wisata kulinernya di salah satu stasiun tv swasta.

Saya tidak tahu secara persis kapan perempuan yang begitu setia menjalani pekerjaannya sebagai penjual pecel.Karena, rasa-rasanya saya sudah setahun menikmati sebungkus pecel dengan rasanya yang khas. Meski ada beberapa penjual pecel, tetapi racikan bumbu dari perempuan yang tak aku kenali namanya tak pernah sepi dari pembeli sejak pagi buta. Tetapi dari cara bertuturnya sangat kental kalau dia itu berasal dari Jawa Tengah. Aku sebenarnya ingin menulisnya dalam catatan ringan, sekaligus bisa mengenalnya lebih dekat sosok perempuan penjual pecel yang selalu laris manis itu.Saya tak punya kesempatan untuk melakukan wawancara dengan perempual penjual pecel itu, bayangkan saja sejak pagi buta, dia begitu tekun dan harus melayani pelanggangnya dengaan cepat.

Sementara itu, dia tidak dibantu oleh orang lain untuk menyediakan pecel, semuanya dilakukan sendiri meracik sayur,sejumlah lontong yang telah diris tipis dengan lincah disendok ke dalam bungkusan kertas yang biasa digunakan untuk membungkus makanan, dua – tiga sendok siraman bumbu pecel yang kental beraoma sedap tumpahkan merata di atas irisan lontong dan sayuran toge dan kangkung, pakai lombok sedikit, kemudian ditambahkan sedikit kerupuk unyil, lengkap lalu dibungkus.

Tangannya lalu mengambil klip kertas dan memasukkan bungkusan pecel ke dalam kantong plastik aneka warna. Rata-rata yang pesan lima hingga 10 bungkus setiap pembeli dengan harga sebungkusnya relatif terjangkau, kita bisa membeli dengan harga 3000 ribu tidak pakai telur 5000 ribu yang ada telurnya. Semuanya berlangsung cepat, ibarat pelayanan prima yang digunakan dan saya harus rela menunggu giliran untuk bisa menikmati pecel itu.Luar biasa.

Sekali ini saya terpaksa harus menulisnya saja meski tanpa identitas dari perempuan penjual pecel itu, saya berharap ada yang membaca tulisan ringan ini, kemudian si pembaca menyampaikan bahwa dirinya telah dimuat di media online yang bisa dibaca di seluruh dunia. Mungkin dari situlah saya bisa mendapatkan jeda waktu untuk berbincang-bincang tentang kehidupan pribadi penjual pecel serta resep apa yang digunakan sehingga pelanggangnya tak ada yang ke lain hati. Masih setia menunggu sebungkus pecel meski harus antri berjam-jam lamanya. (ridwandemmatadju)

Sabtu, 29 Mei 2010

Sang Maestro Yang Terlupakan



“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru..”

Syair diatas adalah penggalan lagu hymne guru yang merupakan lagu nasional yang selalu diperdengarkan pada kegiatan-kegiatan pendidikan, utamanya pada hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei. Tetapi tahukah kita ternyata lagu yang diciptakan tahun 1980 ini ternyata kalah tenar dengan sang pencipta lagu itu sendri. Dialah pak Sartono.

Atas dasar itulah, civitas academia dari USN Kolaka bekerjasama dengan Pemda Kolaka mengadakan acara yang bertajuk “ Peduli Sartono dan pemecahan rekor MURI paduan suara terbanyak 9000 orang “.

Dalam sambutannya, ketua panitia pelaksana bapak Kadaruddin, M.Si mengatakan “kegiatan ini dilatarbelakangi rasa keprihatinan masyarakat Kolaka, yang dimotori civitas akademika USN Kolaka, untuk menghargai jasa dan nasib bapak Sartono, sang pencipta lagu Hymne Guru. Adapun tujuan kegiatan ini adalah kegiatan pengumpulan dana untuk bapak Sartono demi menghargai jasa beliau, lanjut pak Kadaruddin yang dalam kesempatan ini menggunakan busana Batik.

Bapak Sartono, didampingi seorang keponakan beliau, yang pada hari ini(29/5) genap berusia 74 tahun adalah seorang guru music selama lebih kurang 20 tahun., tetapi karena beliau dikirim ke Irian Barat untuk mrnjadi penengah dalam menghadapi konflik yang terjadi disana, maka ia tidak jadi diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kehidupan sederhana yang dijalani beliau sekarang ini adalah pencitraan dari pribadi beliau yang bijak dan bersahaja. “saya memasrahkan hidup pada yang diatas. Prinsip saya, ada hari, ada nasi. Setiap hari adalah nikmat dari Allah” papar beliau.

Rektor USN Kolaka, DR. Ashari,S.STP, M.Si dalam sambutannya mengatakan apa yang dilakukan pada hari ini adalah bentuk kepedulian civitas akademika Kolaka kepada orang yang berjasa dan tanpa tanda jasa kepada dunia pendidikan kita. “kepada bapak dan ibu pendidik, marilah kita bercermin kepada bapak Sartono yang telah berjasa untuk dunia pendidikan kita”.

Lebih lanjut dalam sambutan nya ini pula, rector USN Kolaka mengharapkan kepada pemerintah khususnya menteri pendidikan dan kepada presiden RI agar lebih menghargai jasa bapak Sartono selagi beliau masih ada (hidup). “jangan setelah meninggal barulah kita menganugrahi beliau dengan gelar kepahlawanan, disaat beliau tidak lagi bias merasakan penghargaan itu. Bangsa yangbesar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” ujarn rector USN kolaka ini dalam akhir sambutannya.

Bupati Kolaka yang dalam hal ini diwakili oleh Sekda Kolak, Drs. Andi Syahruddin,M.SI menyampaikan antusiasmenya terhadap kegiatan ini.

Sebelum acara ditutup, pak Sartono menyampaikan pesan kepada semua pelajar se-Kab. Kolaka yang hadir pada hari ini agar menghormati guru. “karena guru kita semua dapat membuka lembaran ilmu yang belum tampak”. Kepada Guru, bapak Sartono juga menyampaikan pesannya agar jangan menyerah dan jangan pernah lelah dalam menyampaikan/memberikan ilmu kepada calon penerus bangsa. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh msyarakat pendidikan yang berkumpul pada hari ini karena telah menyambut beliau dengan ramah.

Kegiatan yang dilakukan pada hari ini antara lain kegiatan peduli sartono Rp. 1000, menyanyikan lagu hymne guru secara massal yang dipimpin langsung oleh bapak Sartono, sekaligus penyerahan sertifikat MURI yang diserahkan langsung oleh pihak MURI yang diwakili oleh Paulus Tangnga.

Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi SD,SMP SMA sederajat se-Kab. Kolaka, Civitas academia se-Kab Kolaka, pegawai Pemda dan masyarakat umum.

Kamis, 27 Mei 2010

Tolak Investor Tambang, Format USN Kolaka Gelar Unjuk Rasa di Pemkab Kolaka


Akhir-akhir ini Pemerintah Kolaka tak pernah sepi dari sorotan dan aksi demonstrasi, yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat.Salah satunya dari aktivis mahasiswa USN Kolaka yang tergabung di Forum Mahasiswa Tambang (FORMAT) USN Kolaka, Kamis (27/5) menggelar aksi unjuk rasa yang menentang kebijakan Pemerintah Kabupaten Kolaka yang memberikan izin kuasa penambangan (KP) kepada sejumlah perusahaan tambang di Kecamatan Pomalaa hanya melahirkan penderitaan masyarakat serta tidak memberikan kontribusi riil terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kolaka.

‘’Dari hasil penjualan ore yang dilakukan sejumlah perusahaan pemegang kuasa penambangan itu, seharusnya telah memberikan kontribusi yang cukup besar untuk mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Kolaka.Namun kenyatannya, masyarakat hari ini tidak merasakan manfaatnya dengan adanya kegiatan di sektor andalan Kabupaten Kolaka itu, malahah Pemkab Kolaka mengalami defisit keuangan,’’ungkap Sahararuddin.

Pemerintah Kabupaten Kolaka dinilai telah melakukan beberapa pelanggaran aturan tentang pertambangan dan penggunaan keuangan negara.Salah satu yang dilanggar pihak Pemkab Kolaka bersama dengan pihak perusahaan pemegang Kuasa Penambangan, adalah tidak adanya peraturan daerah yang mengatur soal pertambangan umum dan kebijakan soal pembagian hasil yang layak. Selain itu, pihak DPRD Kolaka juga dicurigai tidak bisa merespons aspirasi dari masyarakat soal pertambangan yang dinilai merugikan masyarakat. ‘’Kami sengaja melakukan aksi di depan kantor kejaksaan biar mereka (jaksa) mendengar juga aspirasi kita,karena ini adalah pengaduan atas pelanggaran hukum dan berindikasi merugikan negara. Untuk itu kami meminta Pemkab Kolaka segera menutup aktivitas perusahaan tambang (KP) yang saat ini beroperasi’’teriak Saharuddin dalam orasinya.

Usai berorasi di jalanan di depan Kantor Kejaksaan dan Pemkab Kolaka, aktivis Format USN Kolaka, mereka meminta aparat dari Polres Kolaka untuk memfasilitasi pertemuan dengan pejabat Pemkab Kolaka. Tak berlangsung lama, setelah berdialog dengan Kasat Pol PP. Pemkab Kolaka, Makmur,SE dan Sunarto SH dari Kebangbopl dan Linmas Pemkab Kolaka, mereka diperbolehkan masuk ke halaman kantor Pemkab Kolak untuk menyampaikan aspirasi masyarakat serta berdialog dengan pejabat yang berwenang dengan kegiatan pertambangan di Kabupaten Kolaka.

Meski mendapat pengawalan dari pihak keamanan, aksi mahasiswa ini sempat mengalami keributan lantaran tak ada satupun pejabat yang mau menerima untuk melakukan dialog. Setelah menunggu beberap saat lamanya akhirnya sejumlah aktivis mahasiswa USN Kolaka ini diterima oleh Asissten III Haerun Dahlan. (imul)

Rabu, 26 Mei 2010

Yang Iswan.B.MSc. (Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab.Kolaka “Predikat Kota Adipura Bukan Tujuan”




Sudah lima berturut-turut Kabupaten Kolaka mendapat predikat Kota Adipura untuk kategori kota kecil terbersih.Namun predikat sekaligus penghargaan ini nampaknya tak membuat Yan Iswan, MSc selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kolaka harus besar kepala. “Apa artinya penghargaan ini, semua yang kita raih selama ini termasuk mendapat predikat Kota Adipura sudah menjadi tugas dan kewenangan kita untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat atas terciptanya lingkungan yang bersih,’’jelasnya kepada beritakolaka di ruang kerjanya Rabu (26/5).

Menurutnya penghargaan Adipura yang sudah lima kali diraih Kabupaten Kolaka bukan tujuan, karena setiap tahunnya Kementerian Lingkungan Hidup setiap tahun melakukan penilaian di seluruh kota di nusantara. ‘’Jika tahun ini lingkungan perkotaan yang menjadi obyek penilaian kotor tentunya predikat ini akan hilang,jadi ini bukan tujuan kita dalam melaksanakan tugas dan kewenangan kita, tanpa ada penilaian ataupun penghargaan sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan pelayanan atas terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

Sejatinya yang merasakan manfaat dari predikat Kolaka sebagai kota Adipura ini adalah masyarakat, bukan hanya pemerintah saja.’’Tetapi semua warga akan merasakan manfaatnya secara tidak langsung,dengan lingkungan yang bersih tentunya akan memberikan rasa nyaman dan lingkungan yang sehat. Dan, bukan hanya manusia yang merasakan tetapi fauna yang ada juga menikmatinya, misalnya jika tumbuhan atau pohon tumbuh dan teerjaga akan menjadi tempat bersarangnya burung-burung yang akan membantu menyebarkan benih/biji di alam terbuka. Karena itu semuanya yang ada di ala mini masing-masing memiliki ketergantungan satu dengan lainnya’’jelasnya.

Terkait banyaknya sorotan dari aktivis lembaga swadaya masyarakat di Kolaka, soal aktivitas eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan sejumlah perusahaan pemegang kuasa penambangan di Kecamatan Pomalaa yang dinilai banyak merusak lingkungan. Mantan Kepala Dinas Diknas ini, mengungkapkan bahwa dia tidak terlalu mengkhawatirkan soal kegiatan di sektor pertambangan ini.’’ Saya justeru melihat maslah yang cukup serius itu ada pada perambahan hutan yang marak terjadi di beberapa kawasan hutan lindung di Kolaka.’’ Akibat dari perambahan hutan ini, kita sudah rasakan banjir yang melanda di Kec,Ladongi, dan itu bisa saja akan disusul di wilayah lain di Kolaka ini,’’ujarnya.

“Saya tidak terlalu khawatir dengan aktivitas perusahaan tambang yang sementara melakukan eksploitasi termasuk dampaknya terhadap lingkungan.Karena luasan kawasan yang ditambang itu tidak terlalu luas, dan proses reklamasi tetap dilakukan oleh pihak perusahaan,’’ ujarnya.

Adanya dampak terhadap lingungan khususnya di pesisir pantai bahwa terjadi kerusakan terumbu karang atau abrasi pantai,kata Yan Iswan dari dulu terumbu karang di Kolaka ini sudah rusak dan telah terjadi pendangkalan akibat endapan lumpur,’’ Jadi bukan karena adanya sejumlah pelabuhan yang dibangun oleh pihak perusahaan tambang,dan laut di Kolaka memang bukan daerah yang banyak ikannya,jadi salah dan tidak ada fakta obyektifnya jika kita mengatakan akibat adanya aktivitas pertambangan di Pomalaa itu mengakibatkan turunnya pendapatan nelayan dari hasil tangkapan ikan”kuncinya. (**)

Senin, 24 Mei 2010

HMPPK dan Aktivis Mahasiswa USN Kolaka Unjuk Rasa di DPRD Kolaka


HMPPK dan Aktivis Mahasiswa USN Kolaka Unjuk Rasa di DPRD Kolaka
Sejumlah aktivis mahsiswa USN Kolaka dan HMPPK melakukan aksi unjuk rasa ,Senin (24/5) di depan kantor DPRD Kolaka terkait kebijakan Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam pengolahan sumber daya alam di sektor pertambangan. Koordinator aksi Karman Ibrahim mengungkapkan, keberadaan pengusaha di sector pertambaangan yang ada di Kabupaten Kolaka hari ini tidak memberikan manfaat kepada masyarakat,’’ Yang terjadi hari ini adalah justeru kerusakan lingkungan yang dirasakan masyarakat di sekitar tambang,’’ungkapnya di hadapan anggota DPRD Kolaka.
Meski mendapat pengawal dari aparat dari Polres Kolaka namun aksi unjuk rasa ini berjalan tertib setelah menyampaikan aspirasinya kepada dua anggota DPRD Kolaka Syarifuddin dan Ramli Majid yang menerima pengunjuk rasa di DPRD Kolaka.(imul)

Mahasiswa Bahasa Indonesia Kerjasama BEM FKIP USN Kolaka Gelar Seminar Jurnalistik



Mahasiswa Bahasa Indonesia Kerjasama
BEM FKIP USN Kolaka Gelar Seminar Jurnalistik

Untuk mendapatkan gambaran tentang perkembangan media jurnalistik di Indonesia secara umum dan Kabupaten secara khusus serta memberikan pengetahuan praktis dari profesi jurnalis, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VII bekeja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP USN Kolaka menggelar Seminar Jurnalistik di Aula USN Kolaka Minggu (25/5) lalu.
Seminar jurnalistik yang mengusung tema “ Perkembangan Media Jurnalistik dan Peran serta Masyarakat di Kabupaten Kolaka, dibuka oleh Rektor USN Kolaka diwakili Drs.Daslan MPd,Pembantu Rektor I Bidang Akademik. Dalam sambutannya dia mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa secara keseluruhan.Utamanya dalam menulis dan keterampilan jurnalistik, “Dengan penguasaan keterampilan jurnalistik ini juga akan membantu mahasiswa dalam proses menyusun skripsi sebagai karya ilmiah yang wajib bagi calon sarjana,“ungkapnya seraya menambahkan, supaya kegiatan ini diikuti dengan serius.
Sebagai nara sumber dalam seminar jurnalistik ini, M.Djufri Rahim SP.Msi, (Kepala Lembaga Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kendari Pos) mengungkapkan bahwa dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (internet) telah membawa perubahan yang cukup cepat dalam kegiatan pekerja media dan jurnalis saat ini.Perkembangan serta kemajuan media , tidak lagi dikuasai oleh media konvensional, seperti media cetak,elektonik tetapi kini telah hadir media baru yang dapat terkoneksi dengan internet. ‘’Kecepatan dan kehangatan sebuah peristiwa yang dikemas menjadi berita menjadi hal yang diutamakan, tentunya ini bisa menjadi ancaman bagi penerbit atau perusahaan koran, dan televisi untuk bersaing berebut pasar,’’jelasnya.
Pembicara yang juga banyak menerbitkan buku ilmiah populer menjelaskan, kini juga telah berkembangan kegiatan-kegiatan meliput,melaporkan,dan menuliskan sebuah kejadian yang dilakukan oleh semua orang, dengan menggunakan media facebook,blogger,twiter dan sebagainya.’’Kini kita bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh jurnalis, yakni mencari,mengolah,menulis, melaporkan dan menyiarkan data, gambar dan suara untuk diketahui publik tanpa terikat dengan perusahaan penerbit koran, kegiatan ini dikenal dengan istilah citizen jurnalisme atau jurnalisme warga,’’katanya.
Dalam seminar ini dikupas berbagai persoalan yang biasa terjadi dan kerap menimpa masyarakat sebagai konsumen media, dan wartawan atau jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, katanya sebagai masyarakat sesungguhnya juga memiliki hak untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kerja dari jurnalis,dan hak masyarakat itu dijamin UU No 40 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Pers.
Menurut Djufri Rahim, kemajuan media jurnalistik tentunya akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap kerja dari jurnalistik.Termasuk perusahaan penerbitan pers harus melakukan perencanaan ulang untuk bisa bertahan dari bisnis media yang membutuhkan kecepatan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. (nurul)

Sabtu, 22 Mei 2010

KNPI Kolaka Prakarsai Pelatihan Calon Wartawan




KNPI Kolaka Prakarsai Pelatihan Calon Wartawan

Peran media komunikasi dan informasi menjadi sangat penting dalam peningkatan kualitas kehidupan manusia.Sebagai alat komunikasi yang efektif dan mampu menjangkau ke pelosok desa, media komunikasi baik cetak maupun elektronik, kini telah memberikan manfaat dalam upaya peningkatan ilmu pengetahuan secara luas.
Demikian diungkapkan Bupati Kolaka dalam sambutannnya yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Kolaka, Ahmad.F, saat membuka Pendidikan dan Latihan Jurnalistik Pemuda 2010 yang berlangsung di Aula Hotel Merpati Kolaka, Sabtu (22/5).
Menurutnya, Media telah dimanfaat untuk menjadi jembatan sosialisasi yang menghubungkan beberapa kepentingan masyarakat dan pemerintah di dalam pembangunan. Selain itu, media menjadi alat kontrol dari masyarakat serta hiburan.
“Untuk itu kami menyambut baik kegiatan Pendidikan dann Jurnalistik Pemuda 2010 yang diprakarsai Komisi Pelayanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat DPK KNPI Kolaka, semoga dengan kegiatan ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi pemuda khususnya di Kabupaten Kolaka sekaligus melahirkan potensi dan kreativitas di bidang menulis”
Sementara itu, Ketua DPK KNPI Kolaka, Syaifuddin Mustaming.S,Ag mengatakan kegiatan ini merupakan program kerja KNPI Kolaka yang tertuang dalam amanah Rapat Kerja KNPI Kolaka Tahun 2009-2010. “ Dengan kegiatan ini kita berharap bisa menumbuhkan budaya dan kreativitas pemuda dalam kegiatan menulis,’’ ungkapnya.
Lebih jauh dia menilai, minat menulis di kalangan generasi muda khususnya di Kabupaten Kolaka masih sangat rendah. ‘’Padahal sarana atau media yang ada saat ini baik media cetak lokal maupun nasional sudah sangat banyak yang dapat dijadikan saluran untuk penulis yang ingin mempublikasikan karya tulisnya,’’jelasnya.
Selain itu, salah satu tujuan yang ingin dicapai, kata Syaifuddin dari Pelatihan ini dia berharap bisa memotivasi peserta yang terdiri dari pengurus kecamatan KNPI Se-Kab.Kolaka, pengurus OSIS yang ada di Kolaka untuk menulis.
Pelatihan yang berlangsung sehari juga menghadirkan pemateri M.Djufri Rahim, SP.Msi (Redaktur Ahli kendari Pos) dan Ridwan Demmatadju (Chief Editor blog: beritakolaka).(***)

Minggu, 16 Mei 2010

Moratorium dan Rasionalisasi Jalan Keluarnya !


Pendapatan dari sektor pertambangan yang hari ini, sedikitnya ada 10 investor tambang yang melakukan eksploitasi tambang nikel di Pomalaa. Pertanyaan yang kini mengemuka “Kemanakah dana bagi hasil untuk Pemkab Kolaka yang tentunya akan menggerakkan roda perekonomian dan pembangunan di Kolaka?” selain itu, keinginan dari Pemkab Kolaka dengan menjadikan Kolaka Emas di Tahun 2010 tentunya hanya akan menjadi sebuah harapan yang terasa sulit untuk dicapai. Kesenjangan sosial yang terselubung tak bisa dipungkiri masih bisa di jumpai di Kolaka. Untuk menjawab pertanyaan masyarakat seputar Kolaka Emas 2010 dan Kesenjangan Sosial terselubung di Kolaka, beritakolaka mewawancara Syahlan Launu,SP, pengamat sosial dan ekonomi Kabupaten Kolaka,Minggu (16/5).Berikut petikannya.
Apa dampaknya dari defisit keuangan yang dianggap”musibah” oleh sejumlah kalangan masyarakat di Kolaka ?
Dampak dari defisit keuangan yang terjadi di Kabupaten Kolaka di Tahun 2009 setidaknya membawa pengaruh di semua sektor kehidupan masyarakat .Daya beli masyarakat mengalami penurunan tajam, ukurannya keluhan pedagang di Pasar Raya Mekongga akhir-akhir ini nyaris seragam.’’ Kurang pembeli sekarang’’begitu jawaban pedagang. Padahal, ini tidak perlu terjadi jika dilihat dari PAD di sektor pertambangan yang menjadi andalan Kabupaaten Kolaka. Selain itu, tingkat inflasi kita dibawah 3 persen ini menjadi ukuran bahwa ada yang salah dalam tata kelolah keuangan dan anggaran di Pemkab Kolaka.Terlihat pencapai target dari Pemkab belum optimal untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat Kolaka.
Padahal, kita ketahui cukup besar pendapatan asli daerah (PAD) Pemkab Kolaka dari sektor pertambangan?
Iya, betul...Cuma kelihatannya masih terdapat banyak persoalan dalam tata kelolah keuangan (cash flow) yang hari ini terjadi sehingga banyak “sumbangan” dari pihak pengusaha tambang yang belum maksimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kolaka.Meski pihak Pemkab Kolaka telah mencanangkan program bedah kecamatan, namun diakui masih ada masyarakat yang semestinya mendapat bantuan belum mendapatkan bantuan tersebut. Inilah, yang jadi masalah soal tata kelolah, supaya persoalan ini tidak berulang terjadi maka perlu ada reevaluasi kebijakan dari semua pihak.Termasuk penataan aturan hukum dan pengawasan yang semestinya diberlakukan secara ketat.Selain itu, soal transparansi kinerja Pemkab Kolaka terhadap kebijakan publik yang belum dirasakan masyarakat sehingga menimbulkan asumsi yang beragam soal PAD di sektor pertambangan dengan kondisi kuangan daerah.

Bagaimana Anda melihat DPRD Kolaka dengan fungsi pengawasannya ?
Ini soal kewenangan yang terkesan belum berjalan secara normal, peran DPRD Kolaka dalam mengawasi kinerja eksekutif dalam hal ini Pemerintah Kabupaten tidak sejajar kemitraannya.Padahal menurut aturan eksekutif dan legislatif adalah mitra sejajar dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah. Yang terjadi hari ini tidak demikian posisi DPRD Kolaka “lemah” untuk berhadapan dengan pihak eksekutif.
Menurut Anda, apa yang perlu dilakukan Pemkab Kolaka hari ini ?
Harus ada moratorium dan rasionalisasi secara total dan konsisten atas aturan yang selama ini telah ada dan diberlakukan, namun tidak berjalan dengan baik,karena sistem pengawasan yang tidak jalan. Padahal ini sangat penting dilakukan. Sesungguhnya Pemkab Kolaka telah memiliki perangkat regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda) tentang pertambangan.Tetapi, tidak berjalan sesuai dengan prosedurnya, sehingga ada wajar saja jika ada sinyalemen sejumlah pihak bahwa pendapatan dari hasil penjualan ore digunakan langsung tanpa ada payung hukum yang menguatkan pengggunaannya dan hanya nikmati segelintir orang. Tidak ada cara lain,lakukan moratorium dan rasionalisasi kebijakan yang selama ini boleh jadi tidak masuk akal, kemudian perlu ada Badan Pengawasan yang bersifat ad hoc dan dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka dengan melibatkan semua stakeholder untuk melakukan tugas pengawasan di sektor pertambangan dan kaitannya dengan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. (**)

Jumat, 14 Mei 2010

Kamis, 13 Mei 2010

Komunitas Tupperware Kolaka Gelar Lomba Mewarnai dan Menggambar Se- Kabupaten Kolaka


Lomba Mewarnai dan Menggambar Tingkat Taman Kanak-Kanak dan SD Se- Kabupaten Kolaka yang diselenggarakan oleh Komunitas Tuppeware Kabupaten Kolaka, Kamis, (13/05 ) setidaknya mampu menyedot perhatian masyarakat Kota Kolaka khususnya bagi anak-anak. Kegitan ini diikuti sekitar 300 peserta dan dibanjiri hadiah dari sejumlah sponsor yang ikut mendukung kegiatan yang bertujuan mengembangkan potensi dan bakat anak-anak TK dan SD se- Kabupaten Kolak, menurut ketua Panitia Nurham, yang juga guru SMAN 1 Kolaka ini, bahwa potensi anak-anak di Kabupaten Kolaka khususnya dalam kreasi harus terus dikembangkan dengan kegiatan seperti ini" Kita berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Kolaka"ungkapnya kepada dari media online Beritakolaka.

Senin, 10 Mei 2010

Tamsir Hafid, Ketua Panitia Diklat Jurnalistik Pemuda 2010


"Kita berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pemuda di Kabupaten Kolaka untuk menekuni dunia jurnalistik setelah mengikuti pelatihan ini"ungkap Tamsir kepada Berita Kolaka pekan lalu di Sekretariat Panitia Diklat Jurnalsitik Pemuda 2010.

Sosialisasi Aturan Kepegawaian di Kec.Latambaga