Kamis, 15 Juli 2010

SD Negeri 3 Kolakaasi Kondisinya Memperihatinkan





SD Negeri 3 Kolakaasi Kondisinya Memperihatinkan

Perhatian Pemerintah Kabupaten Kolaka dibidang pendidikan, nampaknya tak jadi prioritas utama,meski tujuan pendidikan adalah salah satu pembentuk karakter bangsa sekaligus dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Namun ini berbeda dengan kenyataann di lapangan. Bidang pendidikan di Kabupaten Kolaka yang terkenal kaya dengan sumber daya mineralnya, tekesan dibaikan oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka. Padahal dalam anggaran di pendidikan terbilang cukup besar di APBD Kolaka Tahun 2010.
Dari pantauan media di SD Negeri 3 Kolakaasi,Kec.Latambaga, Kabupaten Kolaka, kondisi ruang belajarnya tidak layak lagi digunakan lantaran sejumlah atap seng dan plaponnya sudah bocor dan nyaris runtuh ke lantai,’’Kalau hujan anak-anak tidak bisa belajar karena air hujan menerobos jatuh dari atap seng yang bocor dan plapon yang sudah lapuk,kita takutkan jika dibiarkan kondisinya begini terus tidak direhab bisa runtuh dan membahayakan anak-anak yang sementara belajar,’’ ungkap Mustapa SPd, MMPd kepada wartawan Rabu (14/7) di ruang kerja.
Selain itu, ruangan yang di gunakan untuk guru dan kepala sekolah sudah nyaris runtuh akibat bencana alam beberapa tahun lalu di Kolaka terkena beberapa kali gempa bumi. Terlihat kondisi bangunan sudah retak bagian dinding dan lantai yang tak lagi sempurna, terdapat kemiringan dan terpisah pondasi lantainya.
Sekolah yang berada di ketinggian sekitar 20 meter dari permukaan laut ini, menurut Herman Syahruddin Ketua LSM Lider Sultra semestinya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten dan Propinsi untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah yang dibangun tahun 1984 dan belum pernah dilakukan renovasi terhadap bangunannya yang sudah tak layak digunakan.
‘’Ini sangat ironis di Kolaka, perhatian Pemerintah terhadap pendidikan utamanya sarana belajar tidak sesui dengan visi dan misi yang didengung-dengunkan Bupati Kolaka dalam setiap pidatonya pada kegiatan di masyarakat.Kita berharap Pemkab Kolaka segera melakukan perbaikan terhadap sarana belajar yang kondisinya sudah memperihatin dan membahayakan keselamatan jiwa peserta didik di sekolah,’’tegasnya seraya menambahkan siapa yang bertanggungjawab jika ada siswa yang jadi korban akibat runtuhnya bangunan sekolah.
Menurut Herman Syahruddin yang dikenal kritis terhadap kebijakan Pemkab Kolaka ini menambahkan, bahwa bukan SD Negeri Kolakaasi saja yang kondisinya memperihatinkan, tetapi di SMA Negeri 1 Latambaga juga demikian.’’ Dari hasil monitoring kami ada tiga RKB (Rombongan Kegiatan Belajar) yang masih berlantai tanah, sehingga debu dan kotoran yang terhisap di hidung bisa menimbulkan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagi siswanya. Sebagai elemen masyarakat kita berhak menggugat Pemkab Kolaka, atas ketidakseriusannya membenahi sekolah yang kondisinya memperihatinkan,’’ katanya. (nasruddin ks)

BLKK Kabupaten Kolaka, Fasilitasi Masyarakat Untuk Mandiri


BLKK Kabupaten Kolaka, Fasilitasi Masyarakat Untuk Mandiri

Balai Latihan Kerja dan Keterampilan (BLKK) setidaknya telah menjadi fasilitator Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam mengurangi angka penganguran yang setiap tahunnya mengalami peningkatan,lantaran daya serap lapangan kerja yang sangat terbatas. Persoalan ini tentunya akan menjadi tangtangan Pemerintah Kabupaten Kolaka.

Demikian diungkapkan Kepala BLKK Kabupaten Kolaka Drs. Laode Rahmat kepada wartawan news pratama di ruang kerjanya pecan lalu, ‘’ Untuk tahun ini BLKK Kolaka menargetkan bias melatih 270 orang menjadi tenaga terampil yang tersebar di 20 Kecamatan dan kita berharap target ini bias tuntas di 2010’’ jelasnya.

Selaku Kepala BLKK Kolaka La Ode Rahmat telah menyusun renstra 2010 untuk BLKK Kolaka yang bias link (nyambung red) dengan kebutuhan masyarakat dan pasar kerja,khususnya di Kabupaten Kolaka.Dan yang paling penting dalam visi dan misi BLKK Kolaka adalah menekan tingginya angka pengangguran di Indonesia secara umum dan di Kabupaten Kolaka secara khusus,serta menciptakan tenaga kerja yang terampil.

Menurutnya dengan visi dan misi ini, pihaknya telah beberapa kali melakukan pengiriman tenaga kerja kebeberapa Negara di Asia Tenggara, termasuk ke Timur Tengah. Baik yang dilakukan melalui pengerah tenaga yang ada di dalam negeri.’’ Kita masih terus melakukan peningkatan kualitas serta pelayanan kepada masyarakat,khususnya yang membutuhkan pelatihan keterampilan kerja. Di BLKK Kolaka yang mereka bias ikuti seperti, bidang teknik kejuruan perbengkelan, las, service kendaran roda dua dan roda empat. Dengan sasaran pelatihan kita upayakan dilakukan di tiap kecamatan,’’ jelasnya kepada Nasruddin KS dari News Pratama pecan lalu di ruang kerjanya.

Untuk mendukung kegiatan Bedah Kecamatan yang diprogramkan Bupati Kolaka, lebih jauh La Ode Rahmat menjelaskan bahwa pihaknya juga ikut memberikan bantuan kepada masyarakat di Kecamatan, berupa tool kit (alat dan kelengkapan) bagi tenaga kerja yang sudah mendapatkan pelatihan,’’ Tentunya dengan kegiatan kita di BLKK Kolaka bias bersinergi dengan kegiatan Bedah Kecamatan yang sementara berjalan, bagi kami kemandirian masyarakat menjadi kata kunci keberhasilan BLKK yang ada saat ini, BLKK hanya menjadi fasilitator dan memberikan pembinaan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan bimbingan teknik dari kami,’’ungkapnya seraya mengharapkan partisipasi masyarakat untuk melakukan perubahan untuk kemajuan daerah ini. (nasruddin ks)

Minggu, 11 Juli 2010

IOF Kolaka Menggelar Bhayangkara Mekongga Extreme Off Road





IOF Kolaka Menggelar
Bhayangkara Mekongga Extreme Off Road

Meski terbilang baru di Kolaka, namun kegiatan olah raga otomotif dengan menggunakan kendaraan khusus berpenggerak 4X4 atau biasa dikenal dengan kendaraan offroad. Kabupaten Kolaka dengan komunitas offroadernya , telah beberapa kali mengikuti dan menggelar event offroad dengan track extreme. Dan kali ini, komunitas Indonesia Offroad Federation (Komca) Kolaka bekerja sama dengan pihak Polres Kolaka menggelar Bhayangkara Mekongga Extreme Offroad.

Menurut Ketua Panitia dr Azis MARS, kegiatan Ini merupakan rangkaian dari Hari Bhayangkara ke 64 yang dilaksanakan oleh Polres Kolaka. ‘’Selaku penyelenggara tentunya kita berharap dengan ivent ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, sekaligus hiburan dalam rangka Hari Bhayangkara yang dilaksnakan di jajaran Polres Kolaka,’’ ungkap pejabat yang berdinas di Dinas Kesehatan Kolaka ini kepada wartawan.

Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad, rupanya tak hanya diikuti dari offroader Kolaka namun sejumlah peserta dari luar kabupaten Kolaka juga turut serta dalam ivent yang menyajikan 7 SCS ( special competition stage ) di dua lokasi terpisah dan 1 rute country road (CR) (Sakuli-Ulunggolaka), masing-masing Andi Rio (Driver) berpasangan dengan Co. Driver/navigator A.Yusramat dari Luwu Timur, turun dengan Cheeroke, Adil berpasangan dengan Gusti, dari MDT Kendari Offroad dengan tunggangan Suzuki Jimny, Iswandhy/Syahril dari Makassar Outo Cruiser, (Toyota FJ 40 mesin 2F )dan Yuyu/Hopg (Toyota FJ 40 mesin 2F) dari Konawe Selatan. Sedangkan dari Kolaka sendiri tercatat, Appong didampingi Iwan Kinkong (Toyota BT) dan Kahar berpasangan dengan Yongki menggunakan kendaraan Toyota FJ 40 dengan dapur pacu 2F.

Open ceremony yang dilakukan oleh Kapolres Kolaka AKBP Muh.Rojak Sulaeli di depan Mapolres Kolaka pada tanggal 2 Juli 2010 ini mendapat sambutan yang meriah dari masyarakat Kolaka dan sekitarnya. Hal ini terlihat dari pentauan media di lokasi offroad (SCS 1-3) yang di gelar di kawasan perbukitan milik PT Sulawesi Jembatan Mas, tepatnya depan rujab Sekda Kolaka, KM 2 Kolaka. Penonton yang memadati kawasan ini merasa terhibur dengan ivent yang dilaksanakan oleh Komca IOF Kolaka dengan Polres Kolaka.

Track di SCS 1-3 terlihat kemampuan dari Iswandy offroader dari Makassar Outo Cruiser menjajal rintangan dengan waktu tempuh tercepat dari 6 peserta disusul Yuyu dari Konsel. Sementara A.Rio yang dijagokan penonton harus puas diurutan terakhir lantaran terjunggal tiga kali dan terpaksa dievakuasi oleh tim official Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad. Usai menyelesaikan etafe 1-3 ini peserta melaksanakan penanam pohon di Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam di Sakuli, Kec.Latambaga yang dikoordinir Panitia dari Polres Kolaka dan BKSDA Kolaka.

Menjelang pukul 14.00 Wita, peserta Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad, harus melalui medan yang cukup menantang di CR Sakuli-Ulunggolaka, dari pengakuan peserta rupanya mereka harus bermalam di track ini, pasalnya salah satu rombongan konvoi offroad mengalami kerusakan pada as penggerak roda, sehingga waktu tempuhnya molor hingga 12 jam untuk bisa sampai di lokasi SCS 4-5 tepatnya di Kawasan Permandian Air Panas di Ulunggolaka, Kec.Latambaga.

Di hari kedua pelaksanaan Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad untuk SCS 4-5 yang berlangsung pada tanggal 3 Juli 2010 di Kawasan Taman Wisata Alam Ulunggolaka. Tak kalah menarik dan medan yang menantang, lantaran peserta offroader harus melintasi sungai dan beberapa tanjakan (rock crowling) yang sengaja dijadikan rute dalam ivent ini. Alhasil, Yuyu salah satu peserta harus gugur di track ini lantaran tak berhasil menyelesaikan SCS -5 ini.





Dari pantaun media kemampuan Yuyu untuk menaklukkan medan di Ulunggolakao sebenarnya tidak ada masalah, hanya saja ada kendala teknis di kendaraan yang digunakannya sehingga harus takluk dengan track yang licin dan sedikit berlumpur. Apalagi dia adalah peserta pertama yang menggilas medan yang baru pertama dilintasi peserta. Sehingga kelihatannya dia agak kewalahan memainkan pacuan mesin Toyota 2F nya itu. Pada track SCS 5 ini nampaknya Andi Rio unggul dengan perolehan nilai 100 dengan waktu tempuh tercepat 08.22.47 detik disusul Adil/Gusti dengan catatan waktu 10.16.03 detik. Tak mau ketinggalan dengan offroader lainnya Kahar mencoba mencatat waktu 15.05.00 nyaris sama perolehan waktunya dengan Appong/Iwan Kinkong.

Sejumlah peserta yang mengikuti Bhayangkar Mekongga Extreme Offroad ini terlihat puas dengan track yang ada di Kolaka ini,ditambah dengan keramahan penduduknya serta panorama wisata alam permandian air panas di Kelurahan Ulunggolaka, Kecamatan Latambaga ini tentunya memberikan kesan tersendiri sembari menceburkan diri di Sungai Ulungggolako dan diguyur hujan pegunungan.Sebuah pengalaman yang tak bisa dilupakan peserta dan juga panitia penyelenggara ivent ini. Tak heran, meski hujan deras penonton yang datang dari wilayah sekitar Kolaka tak mau beranjak pergi dari lokasi offroad.

Tanggal 4 Juli 2010 menjadi hari terakhir pelaksanaan Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad ini, dengan SCS 7-8 yang digelar kembali di lokasi pertama, di KM 2. Namun terdapat beberapa track tambahan dari panitian untuk melengkapi hiburan bagi masyarakat Kolaka dalam rangka meyambut Hari Bayangkara ke 64 ini. Dan di etafe terakhir ini menjadi penentu kemenangan peserta yang ikut berlaga di SCS- 7. Terlihat peserta dari Kolaka Offroad Appong/Iwan mendududki point tertinggi di SCS ini yakni,04.31.35 detik disusul Iswandhy/Syahri dari Makassar Auto Cruiser 05.39.44 detik. Meski demikian dari perhitungan dewan juri Bhayangkara Mekongga Extreeme Offroad menetapkan pemenang pertamanya dari semua SCS adalah Adil/Gusti (Jimny) dari Kendari,kemudian,A.Rio/A.Yusramat, (kedua),Appong/Iwan Kinkong (ketiga),Iswandhy/Syahril (Keempat),Kahar/Yongki (Kelima) dan diurutan terakhir Yuyu/Hops dari Konsel. (NASRUDDIN KS)

Kamis, 01 Juli 2010

Kapolres Kolaka, AKBP Muhammad Rojak Sulaeli:‘’ Harus Bertanggungjawab Dalam Memberikan Pelayanan Masyarakat”


Kapolres Kolaka, AKBP Muhammad Rojak Sulaeli:

‘’ Harus Bertanggungjawab Dalam Memberikan Pelayanan Masyarakat”

Peringatan Hari Bhayangkara ke 64 di Kepolisian Resort Kolaka usai dilaksanakan dengan upacara sederhana. Meski demikian tidak mengurangi apresiasi masyarakat terhadap kinerja yang telah ditunjukkan oleh jajaran Polres Kolaka. Untuk mengetahui kinerja Polres Kolaka serta sosok Kapolres yang dikenal cukup akrab dengan pekerja media dan NGO di Kolaka. Berikut petikan wawancara dengan Kapolres Kolaka AKBP Muhammad Rojak Sulaeli, di sela-sela kegiatan Hari Bhayangkara Ke-64 dengan Nasruddin KS dari beritakolaka yang diramu dalam satu tulisan.

Indikator kinerja di jajaran Polres Kolaka dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat dari ganguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), dinilai cukup positif oleh sejumlah kalangan masyarakat Kolaka. Sebagai Kapolres Kolaka Ia berhasil memberikan rasa aman dengan gambaran sederhananya saat ini, bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kolaka hari ini.

Dari situasi dan kondisi Kabupaten Kolaka yang cukup kondusif, sehingga masyarakat memiliki rasa aman untuk melakukan aktivitas di bidang ekonomi dan pembangunan, inilah yang bisa dijadikan penilaian keberhasilannya dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai Bhayangkara Negara,khususnya di Bumi Mekongga

Dengan terciptanya situasi dan kondisi yang kondusif di daerah ini, tentunya tidak lepas dari sosok Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muhammad Rojak Sulaeli, selaku Kapolres Kolaka bersama jajarannya dalam memberikan pelayanan secara prima.Selaku Orang nomor satu di Polres Kolaka ini, Rojak Sulaeli yang dilahirkan di Sukabumi tahun 1965, nampaknya memiliki prinsip cukup tegas dan tak mau diintervensi oleh siapa pun juga dalam memutuskan satu kebijakan penting yang terkait dengan perkara hukum.’’Sejak saya bertugas di Kolaka dalam penanganan kasus tindak kriminal termasuk tipikor (tindak pidana korupsi red) telah kita tangani secara profesional,melalui penyelidikan dan penyidikan dan satu diantaranya adalah kasus rumah adat tahun 2009,’’Ungkap lulusan AKPOL Tahun 1989 ini kepada beritakolaka, di ruang kerjanya Kamis (1/6).

Bertugas di Kolaka baginya telah memberikan kesan tersendiri dimata pria yang memiliki hobby mancing mania ini, masyarakat Kolaka menurutnya paham dan sadar hukum,’’Hal ini sangat membantu jajaran personil di Polres Kolaka dalam menciptakan situasi yang kondusif hari ini di Kolaka. Selain itu, juga tidak lepas dari program quik wins, salah satu program yang telah dicanangkan sejak tahun 2009 yang memberikan pelayanan secara cepat, mudah, murah dan transparan serta akuntabel kepada masyarakat. Jika ada laporan kejadian dari masyarakat aparat kepolisian bisa tiba lima menit di TKP’’ jelasnya.

Menurut mantan penggajar di SPN Pontianak, Kalimantan Barat ini, dengan adanya reformasi di tubuh Polri setidaknya peningkatan profesionalisme menjadi sebuah tuntutan yang mutlak harus dilaksanakan oleh semua anggota kepolisian di seluruh Indonesia,termasuk di jajaran Polres Kolaka. Memberikan pelayanan secara cepat dan responsif kepada masyarakat menjadi menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan pengabdiannya kepada masyarakat.

Kapolres Kolaka mengakui, dengan program ini, masyarakat dapat menjalin kemitraan dengan pihak Kepolisian. Pola respon cepat ini, kata Kapolres Kolaka, banyak menerima kiriman sms yang berisi sorotan, bahkan hujatan dari masyarakat yang merasa tidak puas. ’’ Memang di awal saya membuka nomor handphone kepada msayarakat secara terbuka di media cetak. Banyak yang menggunakan layanan sms ini dengan mengirimkan sms yang berisi sorotan bahkan hujatan terhadap kinerja Polres Kolaka. Semua kita layani dengan penuh kesabaran, memberikan penjelasan secara proporsional. Alhamdulillah, saat ini tidak ada lagi sms yang berisi caci maki itu, kini lebih banyak juga sms yang bersifat apresiasi terhadap kinerja Polres Kolaka,’’ ungkapnya sembari menambahkan dirinya kadang-kadang menjawab sms yang masuk di hpnya hingga larut malam.

Terkait penyelesaian kasus melalui ADR (Alternative Dispute Resolution) yang sempat menuai kontraversi di tengah masyarakat. Dia menjelaskan, pihaknya hanya menjembatani masalah ini, setelah beberapa tokoh masyarakat dan adat yang meminta penyelesaian kasus yang melibatkan oknum anggota DPRD Kolaka ini agar diselesaikan tanpa harus diproses hingga ke meja hijau.’’ Tentunya tidak semua perkara bisa dilesaikan dengan ADR, inilah yang belum banyak dipahami oleh masyarakat,’’ katanya seraya mengingatkan semua personil untuk selalu bertanggung jawab dalam melayani masyarakat.

Dikesempatan itu, Kapolres Kolaka juga mengungkapkan berbagai kegiatan kemanusiaan antara lain donor darah, sunatan massal untuk menyambut HUT Bhayangkara ke 64 yang jatuh pada Juli 2010. Kapolres Kolaka, AKBP Rojak Sulaeli, di Kolaka, mengatakan selain donor darah, kegiatan KB-Kes serta sunatan massal, personil Polres juga ikut membantu dalam program bedah kecamatan dengan melakukan pengecetan rumah masyarakat.

Selain kegiatan kemanusiaan dalam menyambut HUT Bhayangkara, Polres Kolaka juga melaksanakan kegiatan olahraga antara lain gerak jalan santai, olah raga sepeda Fun Bike dan kegiatan olah raga otomotif (Off road) yang diikuti peserta dari Sulawesi Selatan, Barat dan Kalimantan.(**)

Sabtu, 26 Juni 2010

Bandara Sangia Nibandera Kolaka, Wujud Partisipasi Dunia Usaha




Bandara Sangia Nibandera Kolaka, Wujud Partisipasi Dunia Usaha

Selaku orang nomor satu di Kabupaten Kolaka, Drs H. Buhari Matta,MSi nampaknya tak pernah berhenti berpikir dan bekerja keras untuk masyarakat Kolaka dalam membangun sejumlah fasilitas publik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setelah sukses dengan program Bedah Rumah, yang kemudian dilanjutkan dengan Bedah Desa, lalu Bedah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten Kolaka kemudian membuat program Bedah Bandara. Hasilnya; sebuah bandara dengan landasan pacu sepanjang 1.350 meter dengan lebar 30 meter, telah siap didarati pesawat.

Padahal untuk membangun bandar udara (bandara) adalah bukan perkara yang gampang . Dibutuhkan pembiayaan yang sangat besar untuk menghadirkan landasan pacu dan apron. Tetapi ditangan Bupati Kolaka, Buhari Matta yang dilahirkan di Soppeng ini, sebuah bandara berstandar internasional yang dinamai Bandara Sangia Nibandera Tanggetada dapat terwujud dari hasil patungan masyarakat dan kalangan dunia usaha setempat.

Buhari Matta sendiri mengaku tidak pernah menyangka cita-citanya untuk membangun bandara melalui program Bedah Bandara akan terwujud dalam waktu singkat. Menariknya lagi, anggaran pembangunannya tidak berasal dari APBN atau pun APBD. Hal inilah yang membedakan dengan pembangunan bandara lainnya di Indonesia, di mana pemda-nya selalu mengandalkan dana APBN dan APBD.

Modalnya pembangunnannya, melalui swadaya atau patungan dunia usaha yang ada di Kolaka seperti PT Inco Tbk, PT Antam Tbk, Ronggolawe, Bola Dunia Mandiri, dan lainnya."Ada yang menyumbang pasir dan batu (sirtu), ada yang sumbang aspal, ada yang sumbang alat berat. Bahkan ada juga sumbang semuanya, mulai dari bahan yang dibutuhkan, alat, sampai tenaga kerjanya. Pemda membantu menyiapkan bahan bakar dan makanan," ungkap Buhari Matta

Sebagai bupati dalam menjalankan tugasnya, Buhari Matta mengakui kalau anggaran pembangunan yang disediakan negara sangat terbatas, sehingga dirinya tidak bisa selalu mengandalkan pendekatan proyek. Memang, katanya, diperlukan inovasi dan kreativitas daerah dengan pendekatan nurani untuk bisa merealisasikan cita-cita pembangunan dalam upaya mewujudkan Kolaka Emas 2010.
Proses pembangunan landasan pacu dimulai dari penimbunan sirtu setinggi 35 cm, batu pecah setinggi 15 cm kemudian aspal dasar setinggi 10 cm.

Informasi yang dihimpun, sebelumnya sudah pernah ada landasan pacu yang dibangun melalui APBN sepanjang 700 meter, tetapi landasan tersebut belum memenuhi standar internasional sehingga dilakukan penguatan dengan meninggikan landasan hingga 45 cm plus penambahan landasan pacu dari 700 meter menjadi 1.350 meter.

Setelah bandara itu selesai, maskapai penerbangan pun mulai melirik daerah ini. Adalah PT Mentari Lion Air, operator penerbangan Lion Air dan Wings Air yang siap menjelajahi daerah ini. Atto Sakmiwata Sampetoding, salah seorang pengusaha yang salut dengan langkah yang dilakukan Bupati Kolaka Buhari Matta membangun daerahnya itu, lantas mempertemukan manajemen Lion Air dengan Pemkab Kolaka.




Bagai gayung bersambut. Bupati Buhari Matta dan Dirut Wings Air Ahmad, dengan disaksikan Atto Sakmiwata, menandatangani perjanjian kerja sama. Dengan masuknya penerbangan Wings Air, Buhari yakin roda ekonomi Kolaka akan berputar lebih cepat. Investor akan ramai-ramai masuk. Industri yang dikelola rakyat pun akan bermunculan. Kondisi itu, pada akhirnya nanti akan menjadikan rakyat setempat lebih sejahtera.

Menurut Ahmad, pihak Lion Air akan mengoperasikan pesawat canggih berbaling-baling bermesin turboprop ATR buatan Prancis. Pesawat ATR berkapasitas 72 tempat duduk tersebut dioperasikan melayani rute-rute di Indonesia bagian timur. Rute yang dilalui di Sulawesi, Maluku dan Papua dengan pusat di Manado. Nantinya Wings akan dijadikan feeder bagi penerbangan Lion Air. Dengan demikian pula, masyarakat Kolaka kini bisa lebih leluasa terbang ke mana-mana, baik rute dalam negeri maupun luar negeri. "Yang mau umrah, kita bisa berangkat pagi dari Kolaka dan tiba di Jeddah pada sore harinya," ujar Ahmad.

Kondisi itu memungkinkan karena Wings connecting dengan Lion Air yang sudah melayani rute internasional berjadwal (regular flight) Jakarta-Jeddah, dan rute internasional lainnya seperti Singapura, Malaysia. Menyusul rute ke Asia Timur dan Australia. Penerbangan rute internasional ini terkoneksi dengan rute domestik sehingga mempermudah perjalanan para penumpang yang berasal dari dan ke daerah yang dikenal dengan Bumi Mekongga ini.

Nama Bandara Sangia Nibandera sendiri diambil dari nama Raja Sangia Nibandera yang lebih dikenal dengan nama Laduma, Raja Mekongga yang beragama Islam sekitar abad ke-16.Bendera merah putih milik Raja Sangia Nibandera itu pemberian Raja Luwu sekitar tahun 1967. Bendera merah putih milik Raja Sangia Nibandera, lebih dulu digunakan sebagai bendera oleh sang raja dibanding bangsa Indonesia lainnya.

Wings Air Mendarat Perdana di Bandara Sanibar, Kolaka

Pesawat WINGS Air bernomor pernerbangan AR72-500 mengawali pendaratan pertama di Bandara Sangia Nibandera, Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/6). Bandara itu diresmikan oleh Wakil Menteri Perhubungan RI, Bambang Susantono.

Wing Air berangkat dari Bandara Internasional Hasanuddin sekitar pukul, 08.55 wita. Selain membawa penumpang perdana, pesawat itu juga membawa Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Susantono, Wakil Ketua DPR RI Laode Ida, Bupati Kolaka Buhari Matta, Direktur Utama Wings Air Achmad Hasan, dan Distrik Manager Lion Air Ridwan.
Rombongan tiba di Bandara Sangia Nibandera, Tanggetada, sekitar pukul 09.40. Rombongan segera disambut secara adat dan disaksikan ribuan masyarakat Kolaka. Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Susantono memberi sambutan sekaligus membubuhkan tanda tangan pada prasasti peresmian bandara tersebut. Dalam sambutannya, Bambang mengatakan sangat mendukung pembangunan Bandara Sangia Nibandera yang dibangun atas swadaya 95 persen dana dari perusahaan yang ada di Kabupaten Kolaka.

Bambang berjanji dalam waktu satu tahun ini akan membangun navigasi dan fasilitas lainnya agar bandara ini dapat menjadi bandara berstandar lokal. Selain itu Bambang juga berjanji, akan meningkatkan sumber daya manusia masyarakat dalam hal mengelolah dan merawat bandara tersebut.



Dalam keterangan persnya, Humas PT Antam UBP nikel, Sulawesi Tenggara, Pamiluddin Abdullah, mengatakan, PT Antam TBK secara sukarela telah mengelurkan biaya pembangunan Bandara Sangia Nibandera sebesar Rp 10,1 miliar. Selebihnya adalah hasil swadaya murni masyarakat setempat dan perusahaan-perusahaan lainnya.

Sementara itu, Pengoperasian bandara tersebut kata Arnan, sebagai langkah awal terbukanya transportasi udara dari Kolaka-Makassar dan sebaliknya melalui maskapai penerbangan Wings Air jenis pesawat ATR dengan jumlah 72 seat. "Masyarakat yang ingin berangkat dari Kolaka dan yang mau ke Kolaka sudah dapat menggunakan jasa pesawat," kata Arnan.

Lebih jauh, dia menjelaskan, tim evaluasi dan pengujian bandara dari Kementerian Perhubungan telah datang dan dijadwalkan 21 Juni Dirjen Perhubungan udara akan datang ke Kolaka dan melihat langsung kesiapan pengoperasian bandara. Selain itu pihak PT Telkomsel telah memasang perangkatnya untuk melayani komunikasi masyarakat. Begitupun, halnya dari pihak Wings Air juga telah memasang dan melakukan uji coba perangkat network atau jaringan. "Nantinya semua jadwal dan lalu lintas penerbangan sudah online termasuk data manifesnya," kuncinya. (nasruddin ks)

Selasa, 01 Juni 2010

Lebih dekat dengan Bakri H.Mendong, SPd,Msi (Sekretaris Golkar Kolaka)



“ Mengembalikan Citra dan Kebesaran Partai Golkar di Kolaka”


Berbicara tentang Dinamika Politik di Kabupaten Kolaka rasanya nama Bakri H.Mendong SPd, MSi tidak dapat dipisahkan pada setiap gejolak politik di Kabupaten Kolaka.Pasalnya, sejumlah proses politik yang terjadi di Kolaka ia banyak terlibat sebagai pelaku, mulai dari pecahnya Panitia Pemilihan Daerah (PPD) II Kabupaten Kolaka yang bertugas merekomendasi calon anggota DPRD Kolaka dari daftar calon sementar menjadi daftar calon tetap yang akan diusulkan ke Gubernur Sulawesi Tenggara pada saat itu masih dijabat oleh Drs.H.La Ode Kaimoeddin, MSi.Saat itu PPD II Kolaka terpecah menjadi dua kepengurusan yang melahirkan dua Ketua Drs.Akring Johar dan yang lainnya versi Rahmat,SH.Akibat perpecahan di tubuh PPD II ini, melahirkan dua versi calon anggota DPRD Kolaka pada periode 2004-2009.
Salah satunya melibatkan nama Bakri H.Mendong sebagai calon anggota DPRD Kolaka yang direkomendasikan oleh PPD II Kolaka yang diketuai oleh Drs.Akring Johar. Namun dari perseteruan politik ini, tidak meloloskan usulan calon anggota DPRD Kolaka dibawah kepengurusan Ketua PPD II.Tetapi yang mendapat rekomendasi Bupati Kolaka pada saat itu Drs.H.Adel Berty adalah usulan dari PPD II Kolaka yang diketuai oleh Rahmat SH. Dari sinilah perseteruan itu semakin pekat dan baru berujung setelah melalui proses yang panjang di Mahkamah Agung yang membatalkan surat keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Drs.La Ode Kaimoeddin, MSi, dan mengharuskan anggota DPRD Kolaka yang diusulkan PPD II Kolaka Rahmat,SH harus keluar dari gedung parlemen digantikan oleh kelompok Bakri.H.Mendong.
Itulah sekilas sosok politisi partai Golkar Kolaka yang banyak memberi warna dinamika politik di Kabupaten Kolaka hingga saat ini. Meski tak lagi menjadi anggota DPRD Kolaka namun posisi strategis di Golkar Kolaka tak bisa dianggap enteng, dia kini menjabat sebagai Sekretaris Umum Partai Golkar Kolaka mendampingi Ketua umum DPD Golkar Kolaka H.Umar Tebu, S.Sos.MSi.
Memulai karir politiknya saat masih menjadi mahasiswa sebagai pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Tahun 1965. Tak hanya itu, dia juga pernah memimpin sejumlah organisasi pelajar dan kepemudaan di Makassar dan di Kolaka. Makanya, tak heran jika hingga kini dia begitu dekat dengan sejumlah aktivis dan pengurus Ormas dan OKP di Kolaka.
Sebagai Sekretaris Umum di Golkar Kolaka, kini pria yang dilahirkan di Kolaka 2 April 1952 ini harus menghabiskan waktunya untuk melakukan konsolidasi internal di partai yang kini dijabat oleh Ir.Abu Rizal Bakrie,sebagai Ketua Umum DPP Golkar di Jakarta. Memegang tanggungjawab yang berat dari Ketua Umum Golkar, juga memaksanya harus memikirkan partai ini sehingga citranya yang selama ini terpuruk dalam perolehan suara untuk calon anggota DPRD Kolaka, termasuk dalam pencalonan Bupati Kolaka yang lalu, Golkar kalah telak, disaat itu Ketuanya Firdaus Tahrir mencalonkan diri untuk jadi kandidat Bupati Kolaka.Bahkan, dimasa kepemimpinan Firdaus Tahrir terpecah menjadi dua kepengurusan, dengan munculnya Zainal Amrin juga mengklaim dirinya selaku Ketua Golkar Kolaka.Rumit sekali pada saat itu.
Dari perjalanan sekaligus pengalaman buruk partai ini pula, setidaknya Bakri H. Mendong selaku orang nomor dua di Partai Golkar harus ekstra hati-hati untuk menentukan strategi serta kebijakan partainya. Karena tidak tertutup kemungkinan masih terdapat orang-orang yang merasa tidak puas dengan munculnnya duet H.Umar Tebu-Bakri Mendong ini untuk memimpin partai Golkar Kolaka. “Konspirasi dan intrik politik bisa saja terjadi,’’ungkap Bakri H.Mendong kepada beritakolaka Senin,(31/5) dalam sebuah perbincangan di kediamannya di bilangan Wolter Monginsidi No. 20 Kolaka.
‘’Kita tentunya harus lebih baik dari kemarin,bahwa dinamika di partai politik itu selalu sarat dengan kepentingan politik.Tetapi dari hasil Munas DPP Golkar baru-baru ini, kita diberikan tanggung jawab yang besar agar semua ketua-ketua Golkar terpilih di seluruh Indonesia dapat mengembalikan citra dan kebesaran partai Golkar yang selama ini kita lihat terpuruk,ini utamanya pada Pemilu yang lalu. Meski secara nasional Golkar berada di urutan kedua, tetapi di Kolaka kita berada di urutan kelima. Dan ini, menjadi prioritas yang harus dilakukan pengurus Golkar Kolaka.Kedua, untuk kepentingan daerah ke depannya, Golkar Kolaka akan melakukan upaya-upaya agar semua kader Golkar bias tetap eksis, selain itu berupaya agar kader yang pernah meninggalkan Golkar, para sespuh Golkar Kolaka, kita masih punya harapan agar mereka bisa bersama-sama kembali di Golkar Kolaka,’’ ungkapnya.
Menurut, kandidat Doktor Administrasi Publik Universitas Hasanuddin ini, Golkar Kolaka melewati begitu banyak konflik di internal partai. Sehingga dirinya harus menyatakan sikap tegas tidak terlibat aktif di Golkar untuk bekerja sama pada saat Ketua Golkar Kolaka Drs.H.Adel Berty kembali mencalonkan dirinya untuk menjadi kandidat Bupati Kolaka, dengan alas an Adel Berty bermasalah dengan hukum.
‘’Hari ini, di Golkar Kolaka kita tidak ingin ada lagi persoalan yang bisa memperburuk citra partai, termasuk dualisme kepemimpinan, sehingga di periode awal kepemimpinan H.Umar Tebu selaku Ketua Partai Golkar Kolaka, upaya konsolidasi hingga ke tingkat desa dan kelurahan telah dilaksanakan di 20 Kecamatan, berupa kegiatan musyawarah dan pengkaderan,’’ katanya sembari mengajak para tokoh dan para sesepuh Golkar Kolaka untuk bersama-sama kembali ke Golkar.
Di awal periode kepemimpinan H.Umar Tebu, ini Golkar Kolaka, diungkapkan Bakri H. Mendong, persiapan-persipan untuk menghadapi Pemilukada hingga Pilpres sudah diakukan sejak sekarang, meski masih 4 Tahun lagi.’’ Paling tidak, kita berkeinginan Golkar bisa menduduki urutan pertama, jika tidak bisa diurutan pertama dalam peroleh suara pada Pemilu, kita bisa menjadi nomor dua,tentunya dengan didukung oleh semua pengurus yang aktif hari ini.’’ujar Bakri H.Mendong optimis.
Potret Partai Golkar Kolaka hari ini berusaha menampilkan komposisi yang dengan warna-warninya, tampaknya harus dilakukan H.Umar Tebu selaku Ketua Golkar Kolakka untuk merangkul kembali orang-orang yang pernah menjadi pendukung Zainal Amrin, Firdaus Tahrir bahkan Adel Berty.’’ Kita berupaya untuk mengakomodir orang-orang yang mungkin dalam musda kemarin tidak mendukung H.Umar Tebu, tetapi untuk sementara semuanya kita masih memakai orang itu, jika mereka mau aktif kita tentunya akan bersama-sama dibawah kepemimpinan H.Umar Tebu.Jadi tidak ada lagi kelompok-kelompok, yang ada Golkar dibawah kendali H.Umar Tebu.Karena dengan munculnya SK yang diberikan kepada H.Umar Tebu selaku Ketua Golkar Kolaka, maka secara legal itu yang harus diikuti,’’tegasnya. (ridwandemmatadju)


Bakri H.Mendong S.Pd.M.Si

Tempat/Tgl Lahir : Kolaka 02 April 1952
Alamat : JL. Wolter Monginsidi No 20 Kolaka
Pendidikan : SD Negeri 6 Tahun di Kolaka
SMP Negeri 3 Tahun Kolaka
SMA Negeri 3 Tahun Makassar
PGSLP/D2 IKIP Ujungpandang
S.1 Bahasa Indonesia USN Kolaka
S.2 Magister Adm Publlik Universitas Wijaya Putra di Surabaya
- Kuliah Program Doktor (S.3) Adm Publik di Universitas Hasnuddin
Riwayat Pekerjaan :
Guru SMP/SMA/MTsN/Aliyah di kolaka 1977-1982
Dosen Universitas 19 Nopember 2005-2009
Anggota DPRD Kolaka Periode 1997-1999
Anggota DPRD Kolaka Periode 1999-2004
Sekretaris Umum DPD Partai Golkar Kolaka 2010-2015

Minggu, 30 Mei 2010

Nikmatnya Bumbu Pecel Diburu, Pembeli Harus Antri


Nikmatnya Bumbu Pecel Diburu, Pembeli Harus Antri

Hari Minggu (30/5) pagi Pasar Raya Mekongga aktivitas pedagang belum bergerak cepat,satu dua pedagang masih membenahi jualannya sembari menikmati sarapan pagi di atas meja jualannya. Jika kita memasuki pasar yang dibangun oleh mantan Bupati Kolaka Drs.Adel Berty ini, lewat belakang tepatnya pasar basah tempat pedagang ikan dan sayuran mengadu peruntungann disitu juga kita bisa melihat aneka jenis makanan yang terasa pas untuk menemani minum teh di pagi hari tentunya. Tak hanya itu kita juga disuguhi aroma tak sedap yang menyengat begitu kuat menempel di hidung, jika Anda mencium bau kotoran manusia , seperti itu yang Anda akan rasakan sendiri.

Dan aroma tak sedap itu, barangkali sudah jamak dijumpai di pasar tradisional di seluruh Indonesia, tak terkeculai di Kolaka. Ini akibat ulah manusia yang dengan seenaknya membuang sampah di saluran air, termasuk kotoran manusia, saluran air menjadi pilihan terakhir bagi pedagang yang bermukim di lingkungan pasar. Praktis saja mereka lakukan itu, lantaran mereka tidak punya pilihan lain seperti ketersediaan MCK dan tempat sampah untuk membuang sampah atau memang kesadaran terhadap lingkungan yang tidak ada.

Begitulah pemandangan yang kita jumpai di Pasar Raya Mekongga, namun demikian tak mengurangi semangat pedagang yang berpacu dengan waktu,mereka seolah-olah tak peduli dengan lingkungan yang tak bersahabat dari sisi kesehatan, akibat bau busuk itu. Semuanya menjadi biasa saja,tak ada yang perlu dirisaukan, yang penting bagi pedagang yang berjualan di sekitar tempat pengolahan sampah organik milik Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) Kabupaten Kolaka, keuntungan bisa diraupnya dari kegiatan jual-beli setiap harinya sebagai pedagang dengan omzet yang tak begitu besar nilainya namun cukup untuk mengepulkan asap dapur dan membiayai kebutuhan hidup mereka. Ketekunan dan kesetiaan tergambar dari raut wajah-wajah penjual di Pasar Raya Mekongga yang setiap pagi bisa dijumpai di pasar itu, seolah-olah mereka juga tak peduli dengan hirup-pikuk situasi politik di daerah ini, apalagi mengikuti perkembangan kasus century di DPR RI di Jakarta yang tidak jelas ujungnya.

Ada satu penjual jajanan pagi yang setiap paginya ramai dikunjungi pembeli,bahkan harus antri untuk mendapatkan jajanan yang pas di lidah sekaligus untuk dinikmati sebagai sarapan pagi.Saya salah satu dari pelanggang tetap dari perempuan penjual pecel yang memiliki cita rasa yang “maknyusss...” kata Bondan Winarno dalam liputan wisata kulinernya di salah satu stasiun tv swasta.

Saya tidak tahu secara persis kapan perempuan yang begitu setia menjalani pekerjaannya sebagai penjual pecel.Karena, rasa-rasanya saya sudah setahun menikmati sebungkus pecel dengan rasanya yang khas. Meski ada beberapa penjual pecel, tetapi racikan bumbu dari perempuan yang tak aku kenali namanya tak pernah sepi dari pembeli sejak pagi buta. Tetapi dari cara bertuturnya sangat kental kalau dia itu berasal dari Jawa Tengah. Aku sebenarnya ingin menulisnya dalam catatan ringan, sekaligus bisa mengenalnya lebih dekat sosok perempuan penjual pecel yang selalu laris manis itu.Saya tak punya kesempatan untuk melakukan wawancara dengan perempual penjual pecel itu, bayangkan saja sejak pagi buta, dia begitu tekun dan harus melayani pelanggangnya dengaan cepat.

Sementara itu, dia tidak dibantu oleh orang lain untuk menyediakan pecel, semuanya dilakukan sendiri meracik sayur,sejumlah lontong yang telah diris tipis dengan lincah disendok ke dalam bungkusan kertas yang biasa digunakan untuk membungkus makanan, dua – tiga sendok siraman bumbu pecel yang kental beraoma sedap tumpahkan merata di atas irisan lontong dan sayuran toge dan kangkung, pakai lombok sedikit, kemudian ditambahkan sedikit kerupuk unyil, lengkap lalu dibungkus.

Tangannya lalu mengambil klip kertas dan memasukkan bungkusan pecel ke dalam kantong plastik aneka warna. Rata-rata yang pesan lima hingga 10 bungkus setiap pembeli dengan harga sebungkusnya relatif terjangkau, kita bisa membeli dengan harga 3000 ribu tidak pakai telur 5000 ribu yang ada telurnya. Semuanya berlangsung cepat, ibarat pelayanan prima yang digunakan dan saya harus rela menunggu giliran untuk bisa menikmati pecel itu.Luar biasa.

Sekali ini saya terpaksa harus menulisnya saja meski tanpa identitas dari perempuan penjual pecel itu, saya berharap ada yang membaca tulisan ringan ini, kemudian si pembaca menyampaikan bahwa dirinya telah dimuat di media online yang bisa dibaca di seluruh dunia. Mungkin dari situlah saya bisa mendapatkan jeda waktu untuk berbincang-bincang tentang kehidupan pribadi penjual pecel serta resep apa yang digunakan sehingga pelanggangnya tak ada yang ke lain hati. Masih setia menunggu sebungkus pecel meski harus antri berjam-jam lamanya. (ridwandemmatadju)

Sabtu, 29 Mei 2010

Sang Maestro Yang Terlupakan



“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru..”

Syair diatas adalah penggalan lagu hymne guru yang merupakan lagu nasional yang selalu diperdengarkan pada kegiatan-kegiatan pendidikan, utamanya pada hari pendidikan nasional tanggal 2 Mei. Tetapi tahukah kita ternyata lagu yang diciptakan tahun 1980 ini ternyata kalah tenar dengan sang pencipta lagu itu sendri. Dialah pak Sartono.

Atas dasar itulah, civitas academia dari USN Kolaka bekerjasama dengan Pemda Kolaka mengadakan acara yang bertajuk “ Peduli Sartono dan pemecahan rekor MURI paduan suara terbanyak 9000 orang “.

Dalam sambutannya, ketua panitia pelaksana bapak Kadaruddin, M.Si mengatakan “kegiatan ini dilatarbelakangi rasa keprihatinan masyarakat Kolaka, yang dimotori civitas akademika USN Kolaka, untuk menghargai jasa dan nasib bapak Sartono, sang pencipta lagu Hymne Guru. Adapun tujuan kegiatan ini adalah kegiatan pengumpulan dana untuk bapak Sartono demi menghargai jasa beliau, lanjut pak Kadaruddin yang dalam kesempatan ini menggunakan busana Batik.

Bapak Sartono, didampingi seorang keponakan beliau, yang pada hari ini(29/5) genap berusia 74 tahun adalah seorang guru music selama lebih kurang 20 tahun., tetapi karena beliau dikirim ke Irian Barat untuk mrnjadi penengah dalam menghadapi konflik yang terjadi disana, maka ia tidak jadi diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kehidupan sederhana yang dijalani beliau sekarang ini adalah pencitraan dari pribadi beliau yang bijak dan bersahaja. “saya memasrahkan hidup pada yang diatas. Prinsip saya, ada hari, ada nasi. Setiap hari adalah nikmat dari Allah” papar beliau.

Rektor USN Kolaka, DR. Ashari,S.STP, M.Si dalam sambutannya mengatakan apa yang dilakukan pada hari ini adalah bentuk kepedulian civitas akademika Kolaka kepada orang yang berjasa dan tanpa tanda jasa kepada dunia pendidikan kita. “kepada bapak dan ibu pendidik, marilah kita bercermin kepada bapak Sartono yang telah berjasa untuk dunia pendidikan kita”.

Lebih lanjut dalam sambutan nya ini pula, rector USN Kolaka mengharapkan kepada pemerintah khususnya menteri pendidikan dan kepada presiden RI agar lebih menghargai jasa bapak Sartono selagi beliau masih ada (hidup). “jangan setelah meninggal barulah kita menganugrahi beliau dengan gelar kepahlawanan, disaat beliau tidak lagi bias merasakan penghargaan itu. Bangsa yangbesar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” ujarn rector USN kolaka ini dalam akhir sambutannya.

Bupati Kolaka yang dalam hal ini diwakili oleh Sekda Kolak, Drs. Andi Syahruddin,M.SI menyampaikan antusiasmenya terhadap kegiatan ini.

Sebelum acara ditutup, pak Sartono menyampaikan pesan kepada semua pelajar se-Kab. Kolaka yang hadir pada hari ini agar menghormati guru. “karena guru kita semua dapat membuka lembaran ilmu yang belum tampak”. Kepada Guru, bapak Sartono juga menyampaikan pesannya agar jangan menyerah dan jangan pernah lelah dalam menyampaikan/memberikan ilmu kepada calon penerus bangsa. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh msyarakat pendidikan yang berkumpul pada hari ini karena telah menyambut beliau dengan ramah.

Kegiatan yang dilakukan pada hari ini antara lain kegiatan peduli sartono Rp. 1000, menyanyikan lagu hymne guru secara massal yang dipimpin langsung oleh bapak Sartono, sekaligus penyerahan sertifikat MURI yang diserahkan langsung oleh pihak MURI yang diwakili oleh Paulus Tangnga.

Acara ini dihadiri oleh siswa-siswi SD,SMP SMA sederajat se-Kab. Kolaka, Civitas academia se-Kab Kolaka, pegawai Pemda dan masyarakat umum.

Kamis, 27 Mei 2010

Tolak Investor Tambang, Format USN Kolaka Gelar Unjuk Rasa di Pemkab Kolaka


Akhir-akhir ini Pemerintah Kolaka tak pernah sepi dari sorotan dan aksi demonstrasi, yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat.Salah satunya dari aktivis mahasiswa USN Kolaka yang tergabung di Forum Mahasiswa Tambang (FORMAT) USN Kolaka, Kamis (27/5) menggelar aksi unjuk rasa yang menentang kebijakan Pemerintah Kabupaten Kolaka yang memberikan izin kuasa penambangan (KP) kepada sejumlah perusahaan tambang di Kecamatan Pomalaa hanya melahirkan penderitaan masyarakat serta tidak memberikan kontribusi riil terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kolaka.

‘’Dari hasil penjualan ore yang dilakukan sejumlah perusahaan pemegang kuasa penambangan itu, seharusnya telah memberikan kontribusi yang cukup besar untuk mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Kolaka.Namun kenyatannya, masyarakat hari ini tidak merasakan manfaatnya dengan adanya kegiatan di sektor andalan Kabupaten Kolaka itu, malahah Pemkab Kolaka mengalami defisit keuangan,’’ungkap Sahararuddin.

Pemerintah Kabupaten Kolaka dinilai telah melakukan beberapa pelanggaran aturan tentang pertambangan dan penggunaan keuangan negara.Salah satu yang dilanggar pihak Pemkab Kolaka bersama dengan pihak perusahaan pemegang Kuasa Penambangan, adalah tidak adanya peraturan daerah yang mengatur soal pertambangan umum dan kebijakan soal pembagian hasil yang layak. Selain itu, pihak DPRD Kolaka juga dicurigai tidak bisa merespons aspirasi dari masyarakat soal pertambangan yang dinilai merugikan masyarakat. ‘’Kami sengaja melakukan aksi di depan kantor kejaksaan biar mereka (jaksa) mendengar juga aspirasi kita,karena ini adalah pengaduan atas pelanggaran hukum dan berindikasi merugikan negara. Untuk itu kami meminta Pemkab Kolaka segera menutup aktivitas perusahaan tambang (KP) yang saat ini beroperasi’’teriak Saharuddin dalam orasinya.

Usai berorasi di jalanan di depan Kantor Kejaksaan dan Pemkab Kolaka, aktivis Format USN Kolaka, mereka meminta aparat dari Polres Kolaka untuk memfasilitasi pertemuan dengan pejabat Pemkab Kolaka. Tak berlangsung lama, setelah berdialog dengan Kasat Pol PP. Pemkab Kolaka, Makmur,SE dan Sunarto SH dari Kebangbopl dan Linmas Pemkab Kolaka, mereka diperbolehkan masuk ke halaman kantor Pemkab Kolak untuk menyampaikan aspirasi masyarakat serta berdialog dengan pejabat yang berwenang dengan kegiatan pertambangan di Kabupaten Kolaka.

Meski mendapat pengawalan dari pihak keamanan, aksi mahasiswa ini sempat mengalami keributan lantaran tak ada satupun pejabat yang mau menerima untuk melakukan dialog. Setelah menunggu beberap saat lamanya akhirnya sejumlah aktivis mahasiswa USN Kolaka ini diterima oleh Asissten III Haerun Dahlan. (imul)

Rabu, 26 Mei 2010

Yang Iswan.B.MSc. (Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab.Kolaka “Predikat Kota Adipura Bukan Tujuan”




Sudah lima berturut-turut Kabupaten Kolaka mendapat predikat Kota Adipura untuk kategori kota kecil terbersih.Namun predikat sekaligus penghargaan ini nampaknya tak membuat Yan Iswan, MSc selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Kolaka harus besar kepala. “Apa artinya penghargaan ini, semua yang kita raih selama ini termasuk mendapat predikat Kota Adipura sudah menjadi tugas dan kewenangan kita untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat atas terciptanya lingkungan yang bersih,’’jelasnya kepada beritakolaka di ruang kerjanya Rabu (26/5).

Menurutnya penghargaan Adipura yang sudah lima kali diraih Kabupaten Kolaka bukan tujuan, karena setiap tahunnya Kementerian Lingkungan Hidup setiap tahun melakukan penilaian di seluruh kota di nusantara. ‘’Jika tahun ini lingkungan perkotaan yang menjadi obyek penilaian kotor tentunya predikat ini akan hilang,jadi ini bukan tujuan kita dalam melaksanakan tugas dan kewenangan kita, tanpa ada penilaian ataupun penghargaan sudah menjadi kewajiban kita untuk memberikan pelayanan atas terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

Sejatinya yang merasakan manfaat dari predikat Kolaka sebagai kota Adipura ini adalah masyarakat, bukan hanya pemerintah saja.’’Tetapi semua warga akan merasakan manfaatnya secara tidak langsung,dengan lingkungan yang bersih tentunya akan memberikan rasa nyaman dan lingkungan yang sehat. Dan, bukan hanya manusia yang merasakan tetapi fauna yang ada juga menikmatinya, misalnya jika tumbuhan atau pohon tumbuh dan teerjaga akan menjadi tempat bersarangnya burung-burung yang akan membantu menyebarkan benih/biji di alam terbuka. Karena itu semuanya yang ada di ala mini masing-masing memiliki ketergantungan satu dengan lainnya’’jelasnya.

Terkait banyaknya sorotan dari aktivis lembaga swadaya masyarakat di Kolaka, soal aktivitas eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan sejumlah perusahaan pemegang kuasa penambangan di Kecamatan Pomalaa yang dinilai banyak merusak lingkungan. Mantan Kepala Dinas Diknas ini, mengungkapkan bahwa dia tidak terlalu mengkhawatirkan soal kegiatan di sektor pertambangan ini.’’ Saya justeru melihat maslah yang cukup serius itu ada pada perambahan hutan yang marak terjadi di beberapa kawasan hutan lindung di Kolaka.’’ Akibat dari perambahan hutan ini, kita sudah rasakan banjir yang melanda di Kec,Ladongi, dan itu bisa saja akan disusul di wilayah lain di Kolaka ini,’’ujarnya.

“Saya tidak terlalu khawatir dengan aktivitas perusahaan tambang yang sementara melakukan eksploitasi termasuk dampaknya terhadap lingkungan.Karena luasan kawasan yang ditambang itu tidak terlalu luas, dan proses reklamasi tetap dilakukan oleh pihak perusahaan,’’ ujarnya.

Adanya dampak terhadap lingungan khususnya di pesisir pantai bahwa terjadi kerusakan terumbu karang atau abrasi pantai,kata Yan Iswan dari dulu terumbu karang di Kolaka ini sudah rusak dan telah terjadi pendangkalan akibat endapan lumpur,’’ Jadi bukan karena adanya sejumlah pelabuhan yang dibangun oleh pihak perusahaan tambang,dan laut di Kolaka memang bukan daerah yang banyak ikannya,jadi salah dan tidak ada fakta obyektifnya jika kita mengatakan akibat adanya aktivitas pertambangan di Pomalaa itu mengakibatkan turunnya pendapatan nelayan dari hasil tangkapan ikan”kuncinya. (**)

Senin, 24 Mei 2010

HMPPK dan Aktivis Mahasiswa USN Kolaka Unjuk Rasa di DPRD Kolaka


HMPPK dan Aktivis Mahasiswa USN Kolaka Unjuk Rasa di DPRD Kolaka
Sejumlah aktivis mahsiswa USN Kolaka dan HMPPK melakukan aksi unjuk rasa ,Senin (24/5) di depan kantor DPRD Kolaka terkait kebijakan Pemerintah Kabupaten Kolaka dalam pengolahan sumber daya alam di sektor pertambangan. Koordinator aksi Karman Ibrahim mengungkapkan, keberadaan pengusaha di sector pertambaangan yang ada di Kabupaten Kolaka hari ini tidak memberikan manfaat kepada masyarakat,’’ Yang terjadi hari ini adalah justeru kerusakan lingkungan yang dirasakan masyarakat di sekitar tambang,’’ungkapnya di hadapan anggota DPRD Kolaka.
Meski mendapat pengawal dari aparat dari Polres Kolaka namun aksi unjuk rasa ini berjalan tertib setelah menyampaikan aspirasinya kepada dua anggota DPRD Kolaka Syarifuddin dan Ramli Majid yang menerima pengunjuk rasa di DPRD Kolaka.(imul)

Mahasiswa Bahasa Indonesia Kerjasama BEM FKIP USN Kolaka Gelar Seminar Jurnalistik



Mahasiswa Bahasa Indonesia Kerjasama
BEM FKIP USN Kolaka Gelar Seminar Jurnalistik

Untuk mendapatkan gambaran tentang perkembangan media jurnalistik di Indonesia secara umum dan Kabupaten secara khusus serta memberikan pengetahuan praktis dari profesi jurnalis, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VII bekeja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa FKIP USN Kolaka menggelar Seminar Jurnalistik di Aula USN Kolaka Minggu (25/5) lalu.
Seminar jurnalistik yang mengusung tema “ Perkembangan Media Jurnalistik dan Peran serta Masyarakat di Kabupaten Kolaka, dibuka oleh Rektor USN Kolaka diwakili Drs.Daslan MPd,Pembantu Rektor I Bidang Akademik. Dalam sambutannya dia mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa secara keseluruhan.Utamanya dalam menulis dan keterampilan jurnalistik, “Dengan penguasaan keterampilan jurnalistik ini juga akan membantu mahasiswa dalam proses menyusun skripsi sebagai karya ilmiah yang wajib bagi calon sarjana,“ungkapnya seraya menambahkan, supaya kegiatan ini diikuti dengan serius.
Sebagai nara sumber dalam seminar jurnalistik ini, M.Djufri Rahim SP.Msi, (Kepala Lembaga Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kendari Pos) mengungkapkan bahwa dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (internet) telah membawa perubahan yang cukup cepat dalam kegiatan pekerja media dan jurnalis saat ini.Perkembangan serta kemajuan media , tidak lagi dikuasai oleh media konvensional, seperti media cetak,elektonik tetapi kini telah hadir media baru yang dapat terkoneksi dengan internet. ‘’Kecepatan dan kehangatan sebuah peristiwa yang dikemas menjadi berita menjadi hal yang diutamakan, tentunya ini bisa menjadi ancaman bagi penerbit atau perusahaan koran, dan televisi untuk bersaing berebut pasar,’’jelasnya.
Pembicara yang juga banyak menerbitkan buku ilmiah populer menjelaskan, kini juga telah berkembangan kegiatan-kegiatan meliput,melaporkan,dan menuliskan sebuah kejadian yang dilakukan oleh semua orang, dengan menggunakan media facebook,blogger,twiter dan sebagainya.’’Kini kita bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh jurnalis, yakni mencari,mengolah,menulis, melaporkan dan menyiarkan data, gambar dan suara untuk diketahui publik tanpa terikat dengan perusahaan penerbit koran, kegiatan ini dikenal dengan istilah citizen jurnalisme atau jurnalisme warga,’’katanya.
Dalam seminar ini dikupas berbagai persoalan yang biasa terjadi dan kerap menimpa masyarakat sebagai konsumen media, dan wartawan atau jurnalis dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, katanya sebagai masyarakat sesungguhnya juga memiliki hak untuk melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kerja dari jurnalis,dan hak masyarakat itu dijamin UU No 40 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Pers.
Menurut Djufri Rahim, kemajuan media jurnalistik tentunya akan memberikan perubahan yang signifikan terhadap kerja dari jurnalistik.Termasuk perusahaan penerbitan pers harus melakukan perencanaan ulang untuk bisa bertahan dari bisnis media yang membutuhkan kecepatan dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. (nurul)

Sabtu, 22 Mei 2010

KNPI Kolaka Prakarsai Pelatihan Calon Wartawan




KNPI Kolaka Prakarsai Pelatihan Calon Wartawan

Peran media komunikasi dan informasi menjadi sangat penting dalam peningkatan kualitas kehidupan manusia.Sebagai alat komunikasi yang efektif dan mampu menjangkau ke pelosok desa, media komunikasi baik cetak maupun elektronik, kini telah memberikan manfaat dalam upaya peningkatan ilmu pengetahuan secara luas.
Demikian diungkapkan Bupati Kolaka dalam sambutannnya yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Kolaka, Ahmad.F, saat membuka Pendidikan dan Latihan Jurnalistik Pemuda 2010 yang berlangsung di Aula Hotel Merpati Kolaka, Sabtu (22/5).
Menurutnya, Media telah dimanfaat untuk menjadi jembatan sosialisasi yang menghubungkan beberapa kepentingan masyarakat dan pemerintah di dalam pembangunan. Selain itu, media menjadi alat kontrol dari masyarakat serta hiburan.
“Untuk itu kami menyambut baik kegiatan Pendidikan dann Jurnalistik Pemuda 2010 yang diprakarsai Komisi Pelayanan Informasi dan Pengaduan Masyarakat DPK KNPI Kolaka, semoga dengan kegiatan ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi pemuda khususnya di Kabupaten Kolaka sekaligus melahirkan potensi dan kreativitas di bidang menulis”
Sementara itu, Ketua DPK KNPI Kolaka, Syaifuddin Mustaming.S,Ag mengatakan kegiatan ini merupakan program kerja KNPI Kolaka yang tertuang dalam amanah Rapat Kerja KNPI Kolaka Tahun 2009-2010. “ Dengan kegiatan ini kita berharap bisa menumbuhkan budaya dan kreativitas pemuda dalam kegiatan menulis,’’ ungkapnya.
Lebih jauh dia menilai, minat menulis di kalangan generasi muda khususnya di Kabupaten Kolaka masih sangat rendah. ‘’Padahal sarana atau media yang ada saat ini baik media cetak lokal maupun nasional sudah sangat banyak yang dapat dijadikan saluran untuk penulis yang ingin mempublikasikan karya tulisnya,’’jelasnya.
Selain itu, salah satu tujuan yang ingin dicapai, kata Syaifuddin dari Pelatihan ini dia berharap bisa memotivasi peserta yang terdiri dari pengurus kecamatan KNPI Se-Kab.Kolaka, pengurus OSIS yang ada di Kolaka untuk menulis.
Pelatihan yang berlangsung sehari juga menghadirkan pemateri M.Djufri Rahim, SP.Msi (Redaktur Ahli kendari Pos) dan Ridwan Demmatadju (Chief Editor blog: beritakolaka).(***)

Minggu, 16 Mei 2010

Moratorium dan Rasionalisasi Jalan Keluarnya !


Pendapatan dari sektor pertambangan yang hari ini, sedikitnya ada 10 investor tambang yang melakukan eksploitasi tambang nikel di Pomalaa. Pertanyaan yang kini mengemuka “Kemanakah dana bagi hasil untuk Pemkab Kolaka yang tentunya akan menggerakkan roda perekonomian dan pembangunan di Kolaka?” selain itu, keinginan dari Pemkab Kolaka dengan menjadikan Kolaka Emas di Tahun 2010 tentunya hanya akan menjadi sebuah harapan yang terasa sulit untuk dicapai. Kesenjangan sosial yang terselubung tak bisa dipungkiri masih bisa di jumpai di Kolaka. Untuk menjawab pertanyaan masyarakat seputar Kolaka Emas 2010 dan Kesenjangan Sosial terselubung di Kolaka, beritakolaka mewawancara Syahlan Launu,SP, pengamat sosial dan ekonomi Kabupaten Kolaka,Minggu (16/5).Berikut petikannya.
Apa dampaknya dari defisit keuangan yang dianggap”musibah” oleh sejumlah kalangan masyarakat di Kolaka ?
Dampak dari defisit keuangan yang terjadi di Kabupaten Kolaka di Tahun 2009 setidaknya membawa pengaruh di semua sektor kehidupan masyarakat .Daya beli masyarakat mengalami penurunan tajam, ukurannya keluhan pedagang di Pasar Raya Mekongga akhir-akhir ini nyaris seragam.’’ Kurang pembeli sekarang’’begitu jawaban pedagang. Padahal, ini tidak perlu terjadi jika dilihat dari PAD di sektor pertambangan yang menjadi andalan Kabupaaten Kolaka. Selain itu, tingkat inflasi kita dibawah 3 persen ini menjadi ukuran bahwa ada yang salah dalam tata kelolah keuangan dan anggaran di Pemkab Kolaka.Terlihat pencapai target dari Pemkab belum optimal untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat Kolaka.
Padahal, kita ketahui cukup besar pendapatan asli daerah (PAD) Pemkab Kolaka dari sektor pertambangan?
Iya, betul...Cuma kelihatannya masih terdapat banyak persoalan dalam tata kelolah keuangan (cash flow) yang hari ini terjadi sehingga banyak “sumbangan” dari pihak pengusaha tambang yang belum maksimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di Kolaka.Meski pihak Pemkab Kolaka telah mencanangkan program bedah kecamatan, namun diakui masih ada masyarakat yang semestinya mendapat bantuan belum mendapatkan bantuan tersebut. Inilah, yang jadi masalah soal tata kelolah, supaya persoalan ini tidak berulang terjadi maka perlu ada reevaluasi kebijakan dari semua pihak.Termasuk penataan aturan hukum dan pengawasan yang semestinya diberlakukan secara ketat.Selain itu, soal transparansi kinerja Pemkab Kolaka terhadap kebijakan publik yang belum dirasakan masyarakat sehingga menimbulkan asumsi yang beragam soal PAD di sektor pertambangan dengan kondisi kuangan daerah.

Bagaimana Anda melihat DPRD Kolaka dengan fungsi pengawasannya ?
Ini soal kewenangan yang terkesan belum berjalan secara normal, peran DPRD Kolaka dalam mengawasi kinerja eksekutif dalam hal ini Pemerintah Kabupaten tidak sejajar kemitraannya.Padahal menurut aturan eksekutif dan legislatif adalah mitra sejajar dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah. Yang terjadi hari ini tidak demikian posisi DPRD Kolaka “lemah” untuk berhadapan dengan pihak eksekutif.
Menurut Anda, apa yang perlu dilakukan Pemkab Kolaka hari ini ?
Harus ada moratorium dan rasionalisasi secara total dan konsisten atas aturan yang selama ini telah ada dan diberlakukan, namun tidak berjalan dengan baik,karena sistem pengawasan yang tidak jalan. Padahal ini sangat penting dilakukan. Sesungguhnya Pemkab Kolaka telah memiliki perangkat regulasi berupa Peraturan Daerah (Perda) tentang pertambangan.Tetapi, tidak berjalan sesuai dengan prosedurnya, sehingga ada wajar saja jika ada sinyalemen sejumlah pihak bahwa pendapatan dari hasil penjualan ore digunakan langsung tanpa ada payung hukum yang menguatkan pengggunaannya dan hanya nikmati segelintir orang. Tidak ada cara lain,lakukan moratorium dan rasionalisasi kebijakan yang selama ini boleh jadi tidak masuk akal, kemudian perlu ada Badan Pengawasan yang bersifat ad hoc dan dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka dengan melibatkan semua stakeholder untuk melakukan tugas pengawasan di sektor pertambangan dan kaitannya dengan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. (**)

Jumat, 14 Mei 2010

Kamis, 13 Mei 2010

Komunitas Tupperware Kolaka Gelar Lomba Mewarnai dan Menggambar Se- Kabupaten Kolaka


Lomba Mewarnai dan Menggambar Tingkat Taman Kanak-Kanak dan SD Se- Kabupaten Kolaka yang diselenggarakan oleh Komunitas Tuppeware Kabupaten Kolaka, Kamis, (13/05 ) setidaknya mampu menyedot perhatian masyarakat Kota Kolaka khususnya bagi anak-anak. Kegitan ini diikuti sekitar 300 peserta dan dibanjiri hadiah dari sejumlah sponsor yang ikut mendukung kegiatan yang bertujuan mengembangkan potensi dan bakat anak-anak TK dan SD se- Kabupaten Kolak, menurut ketua Panitia Nurham, yang juga guru SMAN 1 Kolaka ini, bahwa potensi anak-anak di Kabupaten Kolaka khususnya dalam kreasi harus terus dikembangkan dengan kegiatan seperti ini" Kita berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Kolaka"ungkapnya kepada dari media online Beritakolaka.

Senin, 10 Mei 2010

Tamsir Hafid, Ketua Panitia Diklat Jurnalistik Pemuda 2010


"Kita berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pemuda di Kabupaten Kolaka untuk menekuni dunia jurnalistik setelah mengikuti pelatihan ini"ungkap Tamsir kepada Berita Kolaka pekan lalu di Sekretariat Panitia Diklat Jurnalsitik Pemuda 2010.

Sosialisasi Aturan Kepegawaian di Kec.Latambaga