Sabtu, 26 Juni 2010

Bandara Sangia Nibandera Kolaka, Wujud Partisipasi Dunia Usaha




Bandara Sangia Nibandera Kolaka, Wujud Partisipasi Dunia Usaha

Selaku orang nomor satu di Kabupaten Kolaka, Drs H. Buhari Matta,MSi nampaknya tak pernah berhenti berpikir dan bekerja keras untuk masyarakat Kolaka dalam membangun sejumlah fasilitas publik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setelah sukses dengan program Bedah Rumah, yang kemudian dilanjutkan dengan Bedah Desa, lalu Bedah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten Kolaka kemudian membuat program Bedah Bandara. Hasilnya; sebuah bandara dengan landasan pacu sepanjang 1.350 meter dengan lebar 30 meter, telah siap didarati pesawat.

Padahal untuk membangun bandar udara (bandara) adalah bukan perkara yang gampang . Dibutuhkan pembiayaan yang sangat besar untuk menghadirkan landasan pacu dan apron. Tetapi ditangan Bupati Kolaka, Buhari Matta yang dilahirkan di Soppeng ini, sebuah bandara berstandar internasional yang dinamai Bandara Sangia Nibandera Tanggetada dapat terwujud dari hasil patungan masyarakat dan kalangan dunia usaha setempat.

Buhari Matta sendiri mengaku tidak pernah menyangka cita-citanya untuk membangun bandara melalui program Bedah Bandara akan terwujud dalam waktu singkat. Menariknya lagi, anggaran pembangunannya tidak berasal dari APBN atau pun APBD. Hal inilah yang membedakan dengan pembangunan bandara lainnya di Indonesia, di mana pemda-nya selalu mengandalkan dana APBN dan APBD.

Modalnya pembangunnannya, melalui swadaya atau patungan dunia usaha yang ada di Kolaka seperti PT Inco Tbk, PT Antam Tbk, Ronggolawe, Bola Dunia Mandiri, dan lainnya."Ada yang menyumbang pasir dan batu (sirtu), ada yang sumbang aspal, ada yang sumbang alat berat. Bahkan ada juga sumbang semuanya, mulai dari bahan yang dibutuhkan, alat, sampai tenaga kerjanya. Pemda membantu menyiapkan bahan bakar dan makanan," ungkap Buhari Matta

Sebagai bupati dalam menjalankan tugasnya, Buhari Matta mengakui kalau anggaran pembangunan yang disediakan negara sangat terbatas, sehingga dirinya tidak bisa selalu mengandalkan pendekatan proyek. Memang, katanya, diperlukan inovasi dan kreativitas daerah dengan pendekatan nurani untuk bisa merealisasikan cita-cita pembangunan dalam upaya mewujudkan Kolaka Emas 2010.
Proses pembangunan landasan pacu dimulai dari penimbunan sirtu setinggi 35 cm, batu pecah setinggi 15 cm kemudian aspal dasar setinggi 10 cm.

Informasi yang dihimpun, sebelumnya sudah pernah ada landasan pacu yang dibangun melalui APBN sepanjang 700 meter, tetapi landasan tersebut belum memenuhi standar internasional sehingga dilakukan penguatan dengan meninggikan landasan hingga 45 cm plus penambahan landasan pacu dari 700 meter menjadi 1.350 meter.

Setelah bandara itu selesai, maskapai penerbangan pun mulai melirik daerah ini. Adalah PT Mentari Lion Air, operator penerbangan Lion Air dan Wings Air yang siap menjelajahi daerah ini. Atto Sakmiwata Sampetoding, salah seorang pengusaha yang salut dengan langkah yang dilakukan Bupati Kolaka Buhari Matta membangun daerahnya itu, lantas mempertemukan manajemen Lion Air dengan Pemkab Kolaka.




Bagai gayung bersambut. Bupati Buhari Matta dan Dirut Wings Air Ahmad, dengan disaksikan Atto Sakmiwata, menandatangani perjanjian kerja sama. Dengan masuknya penerbangan Wings Air, Buhari yakin roda ekonomi Kolaka akan berputar lebih cepat. Investor akan ramai-ramai masuk. Industri yang dikelola rakyat pun akan bermunculan. Kondisi itu, pada akhirnya nanti akan menjadikan rakyat setempat lebih sejahtera.

Menurut Ahmad, pihak Lion Air akan mengoperasikan pesawat canggih berbaling-baling bermesin turboprop ATR buatan Prancis. Pesawat ATR berkapasitas 72 tempat duduk tersebut dioperasikan melayani rute-rute di Indonesia bagian timur. Rute yang dilalui di Sulawesi, Maluku dan Papua dengan pusat di Manado. Nantinya Wings akan dijadikan feeder bagi penerbangan Lion Air. Dengan demikian pula, masyarakat Kolaka kini bisa lebih leluasa terbang ke mana-mana, baik rute dalam negeri maupun luar negeri. "Yang mau umrah, kita bisa berangkat pagi dari Kolaka dan tiba di Jeddah pada sore harinya," ujar Ahmad.

Kondisi itu memungkinkan karena Wings connecting dengan Lion Air yang sudah melayani rute internasional berjadwal (regular flight) Jakarta-Jeddah, dan rute internasional lainnya seperti Singapura, Malaysia. Menyusul rute ke Asia Timur dan Australia. Penerbangan rute internasional ini terkoneksi dengan rute domestik sehingga mempermudah perjalanan para penumpang yang berasal dari dan ke daerah yang dikenal dengan Bumi Mekongga ini.

Nama Bandara Sangia Nibandera sendiri diambil dari nama Raja Sangia Nibandera yang lebih dikenal dengan nama Laduma, Raja Mekongga yang beragama Islam sekitar abad ke-16.Bendera merah putih milik Raja Sangia Nibandera itu pemberian Raja Luwu sekitar tahun 1967. Bendera merah putih milik Raja Sangia Nibandera, lebih dulu digunakan sebagai bendera oleh sang raja dibanding bangsa Indonesia lainnya.

Wings Air Mendarat Perdana di Bandara Sanibar, Kolaka

Pesawat WINGS Air bernomor pernerbangan AR72-500 mengawali pendaratan pertama di Bandara Sangia Nibandera, Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/6). Bandara itu diresmikan oleh Wakil Menteri Perhubungan RI, Bambang Susantono.

Wing Air berangkat dari Bandara Internasional Hasanuddin sekitar pukul, 08.55 wita. Selain membawa penumpang perdana, pesawat itu juga membawa Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Susantono, Wakil Ketua DPR RI Laode Ida, Bupati Kolaka Buhari Matta, Direktur Utama Wings Air Achmad Hasan, dan Distrik Manager Lion Air Ridwan.
Rombongan tiba di Bandara Sangia Nibandera, Tanggetada, sekitar pukul 09.40. Rombongan segera disambut secara adat dan disaksikan ribuan masyarakat Kolaka. Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Susantono memberi sambutan sekaligus membubuhkan tanda tangan pada prasasti peresmian bandara tersebut. Dalam sambutannya, Bambang mengatakan sangat mendukung pembangunan Bandara Sangia Nibandera yang dibangun atas swadaya 95 persen dana dari perusahaan yang ada di Kabupaten Kolaka.

Bambang berjanji dalam waktu satu tahun ini akan membangun navigasi dan fasilitas lainnya agar bandara ini dapat menjadi bandara berstandar lokal. Selain itu Bambang juga berjanji, akan meningkatkan sumber daya manusia masyarakat dalam hal mengelolah dan merawat bandara tersebut.



Dalam keterangan persnya, Humas PT Antam UBP nikel, Sulawesi Tenggara, Pamiluddin Abdullah, mengatakan, PT Antam TBK secara sukarela telah mengelurkan biaya pembangunan Bandara Sangia Nibandera sebesar Rp 10,1 miliar. Selebihnya adalah hasil swadaya murni masyarakat setempat dan perusahaan-perusahaan lainnya.

Sementara itu, Pengoperasian bandara tersebut kata Arnan, sebagai langkah awal terbukanya transportasi udara dari Kolaka-Makassar dan sebaliknya melalui maskapai penerbangan Wings Air jenis pesawat ATR dengan jumlah 72 seat. "Masyarakat yang ingin berangkat dari Kolaka dan yang mau ke Kolaka sudah dapat menggunakan jasa pesawat," kata Arnan.

Lebih jauh, dia menjelaskan, tim evaluasi dan pengujian bandara dari Kementerian Perhubungan telah datang dan dijadwalkan 21 Juni Dirjen Perhubungan udara akan datang ke Kolaka dan melihat langsung kesiapan pengoperasian bandara. Selain itu pihak PT Telkomsel telah memasang perangkatnya untuk melayani komunikasi masyarakat. Begitupun, halnya dari pihak Wings Air juga telah memasang dan melakukan uji coba perangkat network atau jaringan. "Nantinya semua jadwal dan lalu lintas penerbangan sudah online termasuk data manifesnya," kuncinya. (nasruddin ks)

Selasa, 01 Juni 2010

Lebih dekat dengan Bakri H.Mendong, SPd,Msi (Sekretaris Golkar Kolaka)



“ Mengembalikan Citra dan Kebesaran Partai Golkar di Kolaka”


Berbicara tentang Dinamika Politik di Kabupaten Kolaka rasanya nama Bakri H.Mendong SPd, MSi tidak dapat dipisahkan pada setiap gejolak politik di Kabupaten Kolaka.Pasalnya, sejumlah proses politik yang terjadi di Kolaka ia banyak terlibat sebagai pelaku, mulai dari pecahnya Panitia Pemilihan Daerah (PPD) II Kabupaten Kolaka yang bertugas merekomendasi calon anggota DPRD Kolaka dari daftar calon sementar menjadi daftar calon tetap yang akan diusulkan ke Gubernur Sulawesi Tenggara pada saat itu masih dijabat oleh Drs.H.La Ode Kaimoeddin, MSi.Saat itu PPD II Kolaka terpecah menjadi dua kepengurusan yang melahirkan dua Ketua Drs.Akring Johar dan yang lainnya versi Rahmat,SH.Akibat perpecahan di tubuh PPD II ini, melahirkan dua versi calon anggota DPRD Kolaka pada periode 2004-2009.
Salah satunya melibatkan nama Bakri H.Mendong sebagai calon anggota DPRD Kolaka yang direkomendasikan oleh PPD II Kolaka yang diketuai oleh Drs.Akring Johar. Namun dari perseteruan politik ini, tidak meloloskan usulan calon anggota DPRD Kolaka dibawah kepengurusan Ketua PPD II.Tetapi yang mendapat rekomendasi Bupati Kolaka pada saat itu Drs.H.Adel Berty adalah usulan dari PPD II Kolaka yang diketuai oleh Rahmat SH. Dari sinilah perseteruan itu semakin pekat dan baru berujung setelah melalui proses yang panjang di Mahkamah Agung yang membatalkan surat keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Drs.La Ode Kaimoeddin, MSi, dan mengharuskan anggota DPRD Kolaka yang diusulkan PPD II Kolaka Rahmat,SH harus keluar dari gedung parlemen digantikan oleh kelompok Bakri.H.Mendong.
Itulah sekilas sosok politisi partai Golkar Kolaka yang banyak memberi warna dinamika politik di Kabupaten Kolaka hingga saat ini. Meski tak lagi menjadi anggota DPRD Kolaka namun posisi strategis di Golkar Kolaka tak bisa dianggap enteng, dia kini menjabat sebagai Sekretaris Umum Partai Golkar Kolaka mendampingi Ketua umum DPD Golkar Kolaka H.Umar Tebu, S.Sos.MSi.
Memulai karir politiknya saat masih menjadi mahasiswa sebagai pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Tahun 1965. Tak hanya itu, dia juga pernah memimpin sejumlah organisasi pelajar dan kepemudaan di Makassar dan di Kolaka. Makanya, tak heran jika hingga kini dia begitu dekat dengan sejumlah aktivis dan pengurus Ormas dan OKP di Kolaka.
Sebagai Sekretaris Umum di Golkar Kolaka, kini pria yang dilahirkan di Kolaka 2 April 1952 ini harus menghabiskan waktunya untuk melakukan konsolidasi internal di partai yang kini dijabat oleh Ir.Abu Rizal Bakrie,sebagai Ketua Umum DPP Golkar di Jakarta. Memegang tanggungjawab yang berat dari Ketua Umum Golkar, juga memaksanya harus memikirkan partai ini sehingga citranya yang selama ini terpuruk dalam perolehan suara untuk calon anggota DPRD Kolaka, termasuk dalam pencalonan Bupati Kolaka yang lalu, Golkar kalah telak, disaat itu Ketuanya Firdaus Tahrir mencalonkan diri untuk jadi kandidat Bupati Kolaka.Bahkan, dimasa kepemimpinan Firdaus Tahrir terpecah menjadi dua kepengurusan, dengan munculnya Zainal Amrin juga mengklaim dirinya selaku Ketua Golkar Kolaka.Rumit sekali pada saat itu.
Dari perjalanan sekaligus pengalaman buruk partai ini pula, setidaknya Bakri H. Mendong selaku orang nomor dua di Partai Golkar harus ekstra hati-hati untuk menentukan strategi serta kebijakan partainya. Karena tidak tertutup kemungkinan masih terdapat orang-orang yang merasa tidak puas dengan munculnnya duet H.Umar Tebu-Bakri Mendong ini untuk memimpin partai Golkar Kolaka. “Konspirasi dan intrik politik bisa saja terjadi,’’ungkap Bakri H.Mendong kepada beritakolaka Senin,(31/5) dalam sebuah perbincangan di kediamannya di bilangan Wolter Monginsidi No. 20 Kolaka.
‘’Kita tentunya harus lebih baik dari kemarin,bahwa dinamika di partai politik itu selalu sarat dengan kepentingan politik.Tetapi dari hasil Munas DPP Golkar baru-baru ini, kita diberikan tanggung jawab yang besar agar semua ketua-ketua Golkar terpilih di seluruh Indonesia dapat mengembalikan citra dan kebesaran partai Golkar yang selama ini kita lihat terpuruk,ini utamanya pada Pemilu yang lalu. Meski secara nasional Golkar berada di urutan kedua, tetapi di Kolaka kita berada di urutan kelima. Dan ini, menjadi prioritas yang harus dilakukan pengurus Golkar Kolaka.Kedua, untuk kepentingan daerah ke depannya, Golkar Kolaka akan melakukan upaya-upaya agar semua kader Golkar bias tetap eksis, selain itu berupaya agar kader yang pernah meninggalkan Golkar, para sespuh Golkar Kolaka, kita masih punya harapan agar mereka bisa bersama-sama kembali di Golkar Kolaka,’’ ungkapnya.
Menurut, kandidat Doktor Administrasi Publik Universitas Hasanuddin ini, Golkar Kolaka melewati begitu banyak konflik di internal partai. Sehingga dirinya harus menyatakan sikap tegas tidak terlibat aktif di Golkar untuk bekerja sama pada saat Ketua Golkar Kolaka Drs.H.Adel Berty kembali mencalonkan dirinya untuk menjadi kandidat Bupati Kolaka, dengan alas an Adel Berty bermasalah dengan hukum.
‘’Hari ini, di Golkar Kolaka kita tidak ingin ada lagi persoalan yang bisa memperburuk citra partai, termasuk dualisme kepemimpinan, sehingga di periode awal kepemimpinan H.Umar Tebu selaku Ketua Partai Golkar Kolaka, upaya konsolidasi hingga ke tingkat desa dan kelurahan telah dilaksanakan di 20 Kecamatan, berupa kegiatan musyawarah dan pengkaderan,’’ katanya sembari mengajak para tokoh dan para sesepuh Golkar Kolaka untuk bersama-sama kembali ke Golkar.
Di awal periode kepemimpinan H.Umar Tebu, ini Golkar Kolaka, diungkapkan Bakri H. Mendong, persiapan-persipan untuk menghadapi Pemilukada hingga Pilpres sudah diakukan sejak sekarang, meski masih 4 Tahun lagi.’’ Paling tidak, kita berkeinginan Golkar bisa menduduki urutan pertama, jika tidak bisa diurutan pertama dalam peroleh suara pada Pemilu, kita bisa menjadi nomor dua,tentunya dengan didukung oleh semua pengurus yang aktif hari ini.’’ujar Bakri H.Mendong optimis.
Potret Partai Golkar Kolaka hari ini berusaha menampilkan komposisi yang dengan warna-warninya, tampaknya harus dilakukan H.Umar Tebu selaku Ketua Golkar Kolakka untuk merangkul kembali orang-orang yang pernah menjadi pendukung Zainal Amrin, Firdaus Tahrir bahkan Adel Berty.’’ Kita berupaya untuk mengakomodir orang-orang yang mungkin dalam musda kemarin tidak mendukung H.Umar Tebu, tetapi untuk sementara semuanya kita masih memakai orang itu, jika mereka mau aktif kita tentunya akan bersama-sama dibawah kepemimpinan H.Umar Tebu.Jadi tidak ada lagi kelompok-kelompok, yang ada Golkar dibawah kendali H.Umar Tebu.Karena dengan munculnya SK yang diberikan kepada H.Umar Tebu selaku Ketua Golkar Kolaka, maka secara legal itu yang harus diikuti,’’tegasnya. (ridwandemmatadju)


Bakri H.Mendong S.Pd.M.Si

Tempat/Tgl Lahir : Kolaka 02 April 1952
Alamat : JL. Wolter Monginsidi No 20 Kolaka
Pendidikan : SD Negeri 6 Tahun di Kolaka
SMP Negeri 3 Tahun Kolaka
SMA Negeri 3 Tahun Makassar
PGSLP/D2 IKIP Ujungpandang
S.1 Bahasa Indonesia USN Kolaka
S.2 Magister Adm Publlik Universitas Wijaya Putra di Surabaya
- Kuliah Program Doktor (S.3) Adm Publik di Universitas Hasnuddin
Riwayat Pekerjaan :
Guru SMP/SMA/MTsN/Aliyah di kolaka 1977-1982
Dosen Universitas 19 Nopember 2005-2009
Anggota DPRD Kolaka Periode 1997-1999
Anggota DPRD Kolaka Periode 1999-2004
Sekretaris Umum DPD Partai Golkar Kolaka 2010-2015